Ghaida tertawa sinis sambil memegang ganggang telfon rumahnya!
"Oke deh bil! Pokoknya besok kita harus jalankan rencana kita dengan mulus! Dan ini akhir dari segalanya" kembali ghaida terkekeh dan meletakkan ganggang telfon itu pada tempat semula.
Seolah telah puas dengan rencana barunya, ghaida bisa segera tidur dalam kebencian dihatinya!
Rasanya aku udah gak sabar pengen lihat reaksi stella di saat semua orang benci padanya, akulah sahabat terbaikmu stel. Bukan melody dan jeje
Ghaida segera menarik selimutnya dan bergegas memejamkan mata karna sudah tak sabar menanti esok paginya.
***
Kring . . . . . .
Suara bel international art school 029 sudah berdering, stella bergegas mempercepat langkah kakinya untuk menggapai pagar sekolah yang sebentar lagi pasti ditutup.
Namun saat jaraknya tinggal beberapa meter dari pagar sekolah tiba tiba stella memperlambat langkahnya, dia terlihat ngos ngosan dengan peluh yang menetes di sisi wajahnya, ini bukan pertamakalinya stella terlambat dan bukan pertama kalinya juga stella harus berada di luar gerbang untuk menunggu jam selanjutnya.
Stella mendudukkan diri disebrang jalan depan sekolahnya sambil memperhatikan siswa siswi yang duduk di depan gerbang sambil bercanda tawa dengan teman teman yang sama terlambatnya.
Stella berkali kali menengok jam tangannya tanda mulai bosan, masih dua jam lagi batin stella yang mulai menyesali keterlambatannya.
Memang susah sekolah ditempat begini, selain biayanya tinggi aturannya juga gak kalah ketat.
Sampai sampai stella sering menunggu jam pelajaran selanjutnya karena terlambat datang, dan yang gak kalah bikin stella bosan yaitu keberadaan sahabat yang biasanya menemani keterlambatannya terutama jeje yang memang suka berangkat bareng stella.
Ada sedikit kesedihan dalam diri stella, dia mulai merasakan dampak dari persahabatannya.
Stella sebenarnya sudah tak tahan harus jauh dari jeje dan melody, stella kangen bercanda dengan mereka, diperhatikan sahabat sahabatnya, mendapat nasehat nasehat yang keibuan dari melody serta bernyanyi nyanyi dan akustikan bersama, stella pengen semua itu kembali.
Sekarang stella harus kemana mana sendirian, gak ada dua sahabat disampingnya.
Walaupun sekarang ada farel yang menemaninya namun beberadaan farel itu tak membuat stella setenang bersama melo dan jeje!
Farel mungkin bisa mengerti stella, tapi melo dan jeje lah yang peka dengan stella, bahkan tanpa harus cerita ke melo dan jeje kadang mereka sudah mengerti dan tau apa yang stella rasakan.
Lama stella melamun dan mengorek kembali sahabat sahabatnya, sampai akhirnya stella dengan sangat mantab ingin meminta maaf pada mereka berdua, stella sekarang tau bahwa yang dia butuhkan bukan simpati dari orang serta posisi tinggi, namun orang yang tau dan faham dengan dia lah yah ia butuhkan.
Dari pada membuang waktu stella meraih ransel dan mencari naskah dramanya, lebih baik dia menghafal naskan dari pada harus melamun, karena hari ini akan ada latihan penuh dengan semua pemain.
Tak terasa satu minggu lagi stella akan melihat seorang ratu tahun ini adalah sahabatnya. Dan akhirnya tumbuh sedikit kebanggaan pada diri stella.
"Tak kusangka, ternyata udah hampir sebulan kita gak bareng" stella membatin dan bergegas lanjut menghafal naskahnya.
***
Jam pertama pelajaran sudah berakhir.
Stella terhuyung lesu melewati koridor yang di hiasi siswa berlalu lalang, ada sebercak peluh diwajahnya, namun stella sudah tak memikirkan hal sesepele itu.
Ada sedikit kerinduan dalam diri stella, dia ingin sekali berlari kekelas dan memeluk sahabatnya, namun itu semua tak dapat iya lakukan, langkahnya tak bisa ia percepat, dan hatinya dipenuhi kegelisahan.
Namun dengan terhuyung lemas stella sudah sampai didepan kelas juga, dia tak berharap untuk bertemu dua sahabatnya hari ini!
Dengan terus menundukkan kepala stella coba mengabaikan hatinya untuk memandang jeje dan melody, dia segera duduk lalu mengeluarkan buku bukunya.
Namun belum sempat stella mengelap peluh dan mempersiapkan buku, mickrofon sekolah berbunyi. Pertanda ada pengumuman untuk siswa yang ternyata guru guru akan melaksanakan rapat tahunan serta ada rapat osis untuk pembahasan ulang tahun sekolahnya, dan yang terpenting adalah panggilan untuk pemeran drama musikal agar berkumpul di aula, karna latihan gabungan akan dilakukan sekarang untuk mengisi jam yang kosong.
Stella menarik nafas penuh beban, dan secara refleks menolehkan matanya kearah melo dan jeje, dia ingin menggenggam tangan mereka.
Namun ini semua sudah terlanjur! "Aku gak boleh terus seperti ini, aku kuat tanpa mereka, lagian mereka kan udah gak perduli sama aku" stella beranjak dari kursi dan pergi ke aula.
Namun baru saja keluar dari pintu kelas, tiba tiba ada tangan yang merangkul dibahu stella sambial menyerahkah sebatang coklat dengan satu tangannya, stella menolehkan pandangan dan meleberkan senyum.
"Thanks rel"
"Santai aja" jawab farel singkat lalu melanjutkan langkahnya sambil bercanda ria.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hidup ini perjalanan.
dan tulisan adalah kenangan
apa yang kamu coretkan, itulah yang akan selalu di ingat oleh setiap orang.