LILIN (rela berkorban untuk menerangi orang lain)

Teng… teng… teng… terdengar suara hansip yang sedang memukul tiang listrik pertanda malam sudah larut dan hari ini telah berganti, di dalam kegelapan kamar dengan iringan suara petir yang menggelegar, dan suara hujan yang turun senada dengan air mataku, segera kuambil korek api yang terletak di atas meja belajar, semua sudut ruangan mulai terlihat remang remang dengan suara terbata bata dan isakan tangis serta iringan gemericik hujan di malam itu mengiringiku dalam menyanyikan lagu “salamat ulang tahun“, ku tiup korek yang sedang menyala itu seraya mata ini tak bisa menahan tangis lagi, seperti ini lah tahun demi tahun yang selalu aku lewati, tanpa di damping orangtua, pesta yang menurutku hanya akan menghabiskan uang makanku selama berbulan bulan sehingga hanyya dengan seperti ini lah aku merayakan hari ulang tahun ini karena bagiku tak ada bedanya lagi antara hari ulang tahun dengan hari hari seperti biasanya.
29 november 2011,bertepatan dengan bertambahnya umurku yang ke 17 tahun, hanya mataharilah yang menyambut pagi ku ini dengan sinar hangatnya yang seolah mengucapkan selamat dan mengeringkan air mataku semalam, aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk segera berangkat sekolah. Namaku faisal biasa di panggil fai, aku masih duduk di kelas 1 sekolah menengah kejuruan SMKN 3 lebih tepatnya, aku mengambil program keahlian JASA BOGA, hingga detik ini aku tidak tau siapa orang tuaku, karena dari kecil aku berada di panti asuhan, sejak berumur 10 tahun aku sudah bertekad untuk mencari orang tua kandungku dengan berbekalkan sebuah pecahan piring plastik(barang yg ditinggalkan saat orang tuaku melatekkan aku di panti asuhan itu), semenjak keluar dari panti walaupun hidupku terbilang susah tapi aku tidak mau mencari uang dengan cara meminta minta, karena aku sudah menanamkan pada diri aku bahwa “tidak ada hal yang tidak bisa ku kerjakan selagi pekerjaan itu bisa di lihat oleh mata” dan sekarang aku sudah bisa tinggal di tempat yang wajar, walaupun itu hanya sebuah kamar kos yang sempi.
Hari ini aku sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya, di sepanjang perjalanan menuju sekolah aku bernyanyi nyanyi dengan riang hingga bermeter meter jalanan yang sudah ku lalui terasa hanya selangkah. Di sekolah belum terlalu banyak siswa yang datang ini adalah pertama kalinya aku bisa melihat suasana ini, karena biasanya aku selalu datang telat, aku segera menuju kedalam kelas, tapi aku tak melihat satu orang pun teman sekelasku kecuali raisha anak baru di kelasku, aku segera mendekati dan duduk di sampingnya, bel sudah berbunyi pertanda pelajaran akan di mulai tapi di dalam kelas ini hanya ada aku dan raisha, tiba tiba pintu kelas mulai terbuka dan terlihat teman teman sekelas menyanyikan lagu selamat ulang tahun, aku merasa gembira dan terharu karena teman temanku masih ingat dengan hari ulang tahunku, setelah lagu yang di nyanyikan habis keadaan menjadi hening dan muncul seorang ibu ibu yang belum pernah ku lihat dengan membawa sebuah kue ulang tahun aku semakin kaget dan bingung dengan ibu ibu itu. “mama” terdengar suara raisha yang berteriak pada ibu ibu itu serentak semua teman sekelas mengucapkan sellamat ulang tahun kepada raisha, aku merasa malu dan sedih, karena tak ada seorang pun yang mengingat hari ulang tahun ku, aku segera berlari kebelakang kelas, perasaanku sudah tak bisa tergambarkan lagi aku hanya bisa mencurahkan perasaanku itu melalu air mata yang ku keluarkan setetes demi tetes.
Sepulang sekolah aku harus segera pergi ke rumah raisha, karena aku diberi tawaran untuk menjadi sopir pribadi mamanya, aku memang bisa mengendarai mobil karena dulu aku pernah belajar sewaktu aku bekerja sebagai kernet angkutan umum, dengan selembar alamat yang ku bawa aku mencari cari rumah raisha, hingga terhenti di depan pagar yang terlihat begitu indah, kucoba beranikan diri untuk menekan bel rumahnya, keluarlah dua orang security dengan badan besarnya yang membuat aku keringat dingin, ku berikan secarik kertas yg tadi diberikan raisha kepadaku, dan setelah menunggu sebentar tiba tiba raisha datang menghampiriku dan mengajakku masuk kedalam, ruangannya begitu besar dan bersih mataku tertuju pada sebuah sudut yang terdapat sebuah gambar aneh di dindingnya, saat ku Tanya pada raisha itu adalah icon keluarganya, dan tanpa basa basi hari itu juga aku sudah boleh berkerja, Mamanya raisha begitu baik padaku sehingga aku merasa nyaman bekerja dengannya, setelah selama ini aku terpuruk dengan kesedihan, secara perlahan aku mulai merasakan sebuah kebahagian, itu semua berkat reisha dan mamanya yang memperlakukan ku seperti saudaranya sendiri, bahkan mereka berdua memaksaku untuk tinggal di rumahnya, karena dirumahnya masih ada satu kamar yang kosong yang terletak di sebelah kamar pembantu, tapi aku menerima tawaran itu dengan senang hati.
********************
Bersambung ke lilin (rela berkorban untuk menerangi orang lain) part 2

telur cinta

Part 1

GEJALA PENYAKIT BARU


Namaku nila aku anak pertama dari dua bersaudara, sekarang aku telah duduk di kelas 8 di salah satu smp di daerahku.
*************************************************************

Teng teng teng………………
bel sudah berbunyi, yang tandanya akan di mulai pelajaran pertamaku, segera kulahap makanan yang masih tersisa dan aku segera berlari menuju kekelasku yang berada jauh dari kantin.
saat aku berdiri di depan pintu aku kaget sekaligus ketakutan ketika melihat seorang guru sudah berada di dalam kelas sebut saja ibu RERE, aku terdiam dan baru ingat kalau jam pertama akan di isi oleh bu rere yang memang sangat terkenal di sekolahanku sebagai guru yang paling disiplin(baru bel langsung masuk), selain itu juga ibu rere ini paling tidak suka melihat muridnya terlambat masuk pada saat jam belajarnya.
aku memberanikan diri untuk menggerakkan tanganku menuju pintu.
“a a assalamu’alaikumm………” aku ucapkan salam sambil nada yang terdengar agak gagap karena ketakutan, aku hanya tertunduk dengan keringat dingin yang terus keluar karena takut dihukum bu rere, tapi tak bisa di pungkiri, aku tetap tidak bisa langsung duduk tanpa harus menerima hukuman terlebih dahulu.
“berdiri disana(sambil menunjukkan letak ku berdiri yaitu di pojok depan ruang kelas) angkat satu kakinya ke atas dan tangan taruh di telinga”
Aku pun menurut saja tanpa menolak sedikit pun, mungkin karena aku ketakutan.

Sudah sekian lama kelasku terasa hening karena pada sibuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh bu rere, kakiku pun mulai terasa pegal, perlahan aku turunkan kaki ku dan tiba tiba keheningan di kelasku terpecah.
“hihihihhihihihihihihihihi” terdengar suara dari belakang
“siapa yang tertawa itu??” bentak bu rere
Tak ada balasan sedikitpun dari belakang dimana tidak ada yang mau mengaku
“akbar kali bu” tuduh seseorang kepada akbar
“benar tadi kamu yang ketawa akbar??” Tanya bu rere tidak percaya
“ii I iya buk” jawab akbar karena takut di ancaam maman(siswa yang paling di takuti/ sebagai preman di sekolah ini)
“kenapa kamu tertawa????” Tanya bu rere mencari tau alasan akbar
“ehhh emmm” dengan nada yang gagap dan tidak tau harus berkata apa karena dalam situasi terdesak antara maman dan ibu rere
“tadi nila mengejek ejek ibu, jadi akbar ketawa buk” jelas maman menuduh nila bersalah
“enggak koq buk tadi saya liat ada anak jatuh di luar sana makanya saya ketawa, jadi bukan salah nila, saya minta maaf ya buk?” jelasan dari akbar
“ya sudah kalo begitu kamu cepat duduk sekarang nil dan jangan lupa catat tugas hari ini” kata ibu rere menyuru nila duduk
“dan kamu maman ikut saya kekantor” tegas ibu rere pada maman
nila masih bingung dengan semua yang di lakukan oleh akbar, kenapa dia tidak mengadukan aku pada bu rere tapi malah membela aku dan berani menolak kata kata maman, Nila tetap bertanya Tanya dalam hati.
Tiba tiba bel pergantian jam berbunyi dan memecahkan lamunan nila.
“Kamu kenapa nil??” tegur dila menyapa
“hmmmm…., aku gak papa kok dil” sahut nila kaget
Dila segera mengeluarkan buku pelajaran selanjutnya
************************************************************************

Sore ini aku tidak ada jadwal untuk pelajaran tambahan jadi aku bisa pulang lebih awal, entah kenapa sesampainya di rumah aku masih memikirkan akbar.
Tapi aku tetap berusaha untuk mengilangkan fikiran itu.
“nil???…….. nila?……..” terdengar suara ibuku mengetuk pintu
“iya buk??….. ada apa???” sahutku sambil membuka pintu
“itu si dila mau meminjam buku katanya”
“O iya bu’, dia ada di mana?”
” ada di depan tuh”
Aku segera menghampiri dila
“hay dil?…………, mau pinjam buka apa memangnya?…..” tanyaku mengejutkan dia
Dila langsung menarik aku kedepan rumah
“gawat dil, tadi enggak sengaja aku melihat akbar lagi kelahi sama maman”
“kamu lihat dimana memangnya??……”
“tadi sih ada di depan komplek situ”
Aku dan dila segera pergi ke depan komplek dan ternyata di sana sudah tidak ada siapa siapa.
“mana akbarnya dil?????” Tanya ku sambil bingung
” tapi aku tadi lihat dia ada di sini, mungkin dia sudah pulang”
“mudah mudahan deh dia sudah pulang, ya udah kalo gitu kamu juga cepat pulang gih nanti ortumu bingung cari-in……”
“o.k” jawab dila singkat
Kami pun segera pulang kerumah masing masing
Setela tiba di rumah aku seperti tidak ingin beranjak dari kamarku, hingga aku tertidur.
**********************************************************************************

Pagi ini aku terasa sangat gembira banget, hatiku terasa berbunga bunga, itu tidak seperti biasanya dan saat aku melihat jam weker di meja dekat tempat tidurku ternyata jarum pendek masih berada di angka tiga.
“enggak biasanya aku bangun sepagi ini” tanyaku seorang diri dengan nada kebingungan
Aku masih tidak percaya kalo aku bangun sepagi ini, tapi entah kenapa mataku tak bisa terpejamkan kembali, terpaksa aku harus menunggu hingga adzan subuh berkumandang.
Sambil menunggu adzan berkumandang aku segera nyalakan komputerku, sambil menunggu loading on aku segera pergi ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu (anak sholeh gituu), sambil menunggu adzan aku iseng iseng buka facebook dulu(anak gaul gitooo*gubrakkk*), jendela facebook suda di tampilkan aku segera log in, dan saat beranda suda terliat aku melihat di atas tertulis akbar saputra ingin menjadi teman anda, tanpa fikir panjang lagi aku langsung mengkonfirmasi dan masuk kedalam profilnya, tapi entah kenapa aku merasa kecewa saat aku meliat foto profilnya gambar kartun, aku pun menjadi bingung dengan perasaanku ini, kenapa aku harus kecewa, dalam hatiku bertanya tanya, ataukah mungkin aku ………….*masih berfikir ceritanya*, aku kembali terkejut saat aku mendaratkan mataku pada satu titik tulisan yang tertuliskan BERPACARAN, aku langsung menutup jendela mozilaku dan beranjak ke tempat tidur.
Aku merasa aneh dengan ini semua aku merasa tidak ingin bertemu, benci, bahkan terus terbayang wajah lucunya(menurutku) tetapi aku terus berusaha untuk mengilangkan semua fikiran itu, dan kebetulan juga aku mendengar adzan sudah berkumandang, aku tak mau sholatku tidak kusyuk makanya aku memutuskan untuk sholat di masjid sebelah rumah saja.
****************************************************************************

Saat pulang dari sholat aku sengaja ingin main ke kebun dekat sini sebentar, ada sebuah kursi yang berada di bawah pohon yang terliat sangat nyaman, disitulah aku biasa menghabiskan waktu saat berada di kebun sini.
Langkahku tiba tiba terhenti saat aku melihat ada yang duduk di kursi itu, tanpa fikir panjang lagi aku langsung memalingkan badan untuk beranjak pulang.
“nila…………..?” terdengar suara orang memanggilku
Aku segera berbalik kebelakang, dan terlihat orang yang sedang duduk di kursi itu melambaikan tangannya yang berarti dia lah orang yang memanggilku, aku jalan perlahan mendekatinya.
“akbar…….?” Tanyaku dengan nada yang kaget
Terliat banyak keringat yang keluar dari sela sela waja imutnya(lebay.com) dengan baju tanpa lengan yang dia kenakan, mataku serasa tak bisa berkedip lagi dia lebih imut kalo begini.
“kamu ngapain nil disini???” sapa akbar memecah konsentrasiku(hahaha konsentrasi? Lagi belajar kaliiii)
“oh aku tadi abis pulang dari masjid dan pengen mampir ke sini aja”
“kamu bisa ke masjid juga?…..” guraunya membuat aku tertawa
“ya bisa lah….. aku kan anak baik baik” jawabku dengan penuh percaya diri
“baru kali ini ya aku kenal sama orang kaya kamu, suda cantik, pintar, rajin ibadah lagi” puji akbar pada ku
Aku tiba tiba terdiam seribu bahasa, seluru badanku terasa tidak bisa bergerak lagi, nadiku berhenti berdenyut, jantungku tak berdetak, kepala dan telingaku terasa begitu besar, dan entah terliat seperti apa mukaku mungkin lebih merah dari kepiting rebus, sunggu perasaan yang belum perna aku rasa kan, mungkin aku harus segera memeriksakan kesehatanku pada dokter.
“kamu juga baik, pintar rajin ibadah (karna aku tadi liat dia waktu di masjid), dan juga gak kalah imut kok” aku tak brfikir panjang untuk mengatakan semua itu (alamak….. keceplosan)
Akbar pun tatapannya beruba kepadaku begitu menusuk hati (penuh arti getooo), aku mulai keringat dingin, dan tanpa aku sadari ternyata tangan kami berdua sudah saling perpegangan, mukanya pun semakin mendekat ke wajahku, perasaanku menjadi berbeda sudah tidak bisa di gambarkan dengan kata kata lagi, aku mencoba untuk tetap rileks dan ku tutup mataku.


Tit tit, tit tit……. (dering massage gitu)
Hp akbar tiba tiba berbunyi dan memeca tatapan nya yang penuh arti itu, aku segera membuka mataku, tangan kamu pun terlepas, dan segera kualihkan pandanganku.
tanpa sengaja aku meliat orang yang sedang mengintip kamu dari balik pohon besar, aku segera mendekatinya secara perlahan dan dia langsung lari begitu saja, aku tak tau siapa itu yang jelas aku hanya melihat jemper yang dia pakai, berwarna hitam dan terdapat gambar dua cupid*kalo gak sala namanya itu*(maksudnya peri cinta)
hatiku menjadi gelisah, dan aku baru ingat status yang akbar tulis di facebook waktu itu, kecurigaanku pun berfikir bawa orang yang mengintip tadi adalah pacarnya.
“mampus…….” Ucapku dengan penu kegelisaan

To be continued

RUMAH RAHASIA

Part 1

Kado persahabatan


Di dalam ceritaku ini mencerita kan tentang persahabatan tiga orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 (tiga) tepatnya.
Mereka berteman memang sejak kelas 1 tapi mereka baru tahu arti sebuah persahabatan saat menginjak kelas tiga ini, nama saya jojo dan kedua teman saya yaitu cing cing(perempuan) dan nono(laki laki) aku dan nono memang tinggal satu rumah kami berdua (aku dan nono)memang sudah tidak memiliki orang tua, mungkin orang tua kami sudah tidak menginginkan kami berdua, karena kami berdua berasal dari sebuah panti asuhan, dan kami berdua kabur dari panti itu sehingga kami tidak tau siapa orang tua kami berdua, hingga akhirnya kami berdua pun berusaha sendiri untuk hidup di dunia yang kejam ini.
Walaupun kami tidak memiliki orang tua tapi kami tidak pernah merasa berbeda dengan orang orang lain yang memiliki orang tua lengkap, Kami berdua berusaa untuk tetap mempertaankan sekolah kami karena kami tidak ingin putus sekolah hanya dari faktor keuang, karena kami berfikir jika uang bisa dicari sedangkan cita cita dan masa depan tak akan datang untuk kesempatan yang kedua kali.
*******************************************************************************

pagi ini kami sengaja akan berangkat sekolah sendiri sendiri karena aku dan cing cing ingin merencanakan sebuah kejutan untuk nono karena hari ini adalah ulang tahunnya yang ke 10, rencana kami akan membelikan kue kecil kecilan untuk merayakannya.
“cing cing……” panggilku saat meliat cing cing
“e kamu jo???, gimana?, apa kamu ada uang?” Tanya cing cing
“tenang aja aku ada sedikut uangku yang siapa tau dapat membantu”
“kamu dapat dari mana uangnya???” Tanya cing cing penasaran
“o….. tenang aja, aku punya simpanan uang di celengan jadi tadi aku ambil”
“terus bagaimana dengan uang kalian untuk makan sehari hari?” Tanya cing cing merasa kasihan
“gak papa, kamu tenang aja, nono gak tau kalau aku punya uang ini, karena aku menyimpan uang ini diam diam dan ini adalah uang yang aku cari dengan jerih payahku sendiri” jalasku pada cing cing
“ya sudah kalau gitu, ini aku juga punya sedikit uang buat beli kue ulang tahunnya”

Kami berdua pun segera berangkat menuju sekolahan.
*******************************************************************

Sepulangnya aku dan cing cing langsung pergi untuk membeli kue ulang tahunnya, sementara itu nono sibuk mencari kita berdua, karena biasanya saat pulang sekolah kami selalu pulang bersama sama menuju rumah rahasia kita (sebua gubuk dari bambu yang kita buat sebagai tempat kita untuk saling bertemu dan saling melepas kepenatan ataupun saat kita sedang sedih, kita sering ngumpul disini tapi tidak jarang juga kami mengerjakan tugas atau pun pekerjaan rumah disini).
Setela kami membeli kue untuk merayakan ulang tahun nono, kami langsung menuju ke rumah rahasia kita, tapi saat kita sudah sampai di depan gubuk ternyata nono berada di dalam situ, untungnya kami berdua belum terlihat oleh nono, kami pun tidak ingin nono mengetaui kejutan yang kami buat ini.
“kring kring…….”
Saat mendengar suara sepeda itu saya punya ide untuk membuat nono keluar dari gubuk itu.
“dadang……………” panggilku pada seorang anak yang sedang mengayu sepedanya untuk mencari uang dari jualan korannya.
“apa jo??……..” jawabnya sambil turun dari sepedanya
“kami boleh minta tolong apa enggak dang??”
“memangnya kamu mau minta tolong apa??”
“nanti kamu ajak nono untuk membantu kamu berjualan Koran, agar dia bisa keluar dari dalam gubuk itu, tersera kamu alasannya”
Dadang pun segera menghampiri gubuk dan memanggil manggil nono, nono terlihat tidak mau, namun setelah beberapa lama ngobrol mereka pun segera pergi meninggalkan gubuk itu, aku dan cing cing pun segera masuk kedalam gubuk dan mempersiapkan pesta kecil kecilan ini.
********************************************************************

Kejutan ini sudah selesai aku buat, dan aku segera keluar untuk mencari nono, baru saja aku melangkah keluar ternyata nono sudah terliat di ujung jalan menuju kemari, tapi mukanya terliat sangat lesu dan sedih, kami tetap berada dalam gubuk dan menunggu dia masuk kedalam.

dia masuk kedalam gubuk dengan langkah sempoyongan(seperti orang mabuk), karena semua jebakan sudah kami rancang dengan baik dia langsung disambut dengan guyuran air dan tepung yang sengaja kami letakkan di atas pintu masuk.
“selamat ulang tahun no………..(keluar sambil membawa kue ulang tahunnya)” serentak aku dan cing cing mengejutkan nono
Tapi wajah nono bukannya gembira melainkan dia tetap terliat sedih dan menangis.
“kamu kenapa no? kok malah nangis?” tanyaku penasaran
“maaf ya no kalau kami keterlaluan sama kamu, kami Cuma mau kasih kejutan yang terbaik untukmu” jelas cing cing merasa bersalah
“enggak kok q gak sedih, justru aku merasa sangat senang sekali, karena kalian sudah perduli dan ingat dengan tanggal ulang taunku” jelas nono pada cing cing dan jojo
“apa kah mungkin orang tuaku yang melahirkan dan membuangku ingat dengan hari ulang tahunku ini, mungkin rasanya sangat bahagia sekali apabila aku memiliki orang tua, di peluk, di cium dan dibisikkan kata kata yang indah dan penuh dengan kehangatan kasih sayang, tapi sudah lah, mungkin itu terlalu mustahil untuk terjadi sekarang ini” ungkap nono melepas kesedian
Aku dan cing cing pun ikut merasakan kesedian nono, dan kami berdua segera memeluk nono dengan penuh kasih sayang yang terasa begitu nyaman.
“ya sudah kalau begitu tiup lilinnya dulu dong?” jelas cing cing memeca keharuan
Kami pun bersama sama menyanyikan lagu tiup lilin dan selamat ulang taun.