Hari pertama (sonichi) 6

Ghaida tertawa sinis sambil memegang ganggang telfon rumahnya!
"Oke deh bil! Pokoknya besok kita harus jalankan rencana kita dengan mulus! Dan ini akhir dari segalanya" kembali ghaida terkekeh dan meletakkan ganggang telfon itu pada tempat semula.
Seolah telah puas dengan rencana barunya, ghaida bisa segera tidur dalam kebencian dihatinya!
Rasanya aku udah gak sabar pengen lihat reaksi stella di saat semua orang benci padanya, akulah sahabat terbaikmu stel. Bukan melody dan jeje
Ghaida segera menarik selimutnya dan bergegas memejamkan mata karna sudah tak sabar menanti esok paginya.

***

Kring . . . . . .

Suara bel international art school 029 sudah berdering, stella bergegas mempercepat langkah kakinya untuk menggapai pagar sekolah yang sebentar lagi pasti ditutup.
Namun saat jaraknya tinggal beberapa meter dari pagar sekolah tiba tiba stella memperlambat langkahnya, dia terlihat ngos ngosan dengan peluh yang menetes di sisi wajahnya, ini bukan pertamakalinya stella terlambat dan bukan pertama kalinya juga stella harus berada di luar gerbang untuk menunggu jam selanjutnya.
Stella mendudukkan diri disebrang jalan depan sekolahnya sambil memperhatikan siswa siswi yang duduk di depan gerbang sambil bercanda tawa dengan teman teman yang sama terlambatnya.
Stella berkali kali menengok jam tangannya tanda mulai bosan, masih dua jam lagi batin stella yang mulai menyesali keterlambatannya.
Memang susah sekolah ditempat begini, selain biayanya tinggi aturannya juga gak kalah ketat.
Sampai sampai stella sering menunggu jam pelajaran selanjutnya karena terlambat datang, dan yang gak kalah bikin stella bosan yaitu keberadaan sahabat yang biasanya menemani keterlambatannya terutama jeje yang memang suka berangkat bareng stella.
Ada sedikit kesedihan dalam diri stella, dia mulai merasakan dampak dari persahabatannya.
Stella sebenarnya sudah tak tahan harus jauh dari jeje dan melody, stella kangen bercanda dengan mereka, diperhatikan sahabat sahabatnya, mendapat nasehat nasehat yang keibuan dari melody serta bernyanyi nyanyi dan akustikan bersama, stella pengen semua itu kembali.

Sekarang stella harus kemana mana sendirian, gak ada dua sahabat disampingnya.
Walaupun sekarang ada farel yang menemaninya namun beberadaan farel itu tak membuat stella setenang bersama melo dan jeje!
Farel mungkin bisa mengerti stella, tapi melo dan jeje lah yang peka dengan stella, bahkan tanpa harus cerita ke melo dan jeje kadang mereka sudah mengerti dan tau apa yang stella rasakan.

Lama stella melamun dan mengorek kembali sahabat sahabatnya, sampai akhirnya stella dengan sangat mantab ingin meminta maaf pada mereka berdua, stella sekarang tau bahwa yang dia butuhkan bukan simpati dari orang serta posisi tinggi, namun orang yang tau dan faham dengan dia lah yah ia butuhkan.
Dari pada membuang waktu stella meraih ransel dan mencari naskah dramanya, lebih baik dia menghafal naskan dari pada harus melamun, karena hari ini akan ada latihan penuh dengan semua pemain.
Tak terasa satu minggu lagi stella akan melihat seorang ratu tahun ini adalah sahabatnya. Dan akhirnya tumbuh sedikit kebanggaan pada diri stella.
"Tak kusangka, ternyata udah hampir sebulan kita gak bareng" stella membatin dan bergegas lanjut menghafal naskahnya.

***

Jam pertama pelajaran sudah berakhir.
Stella terhuyung lesu melewati koridor yang di hiasi siswa berlalu lalang, ada sebercak peluh diwajahnya, namun stella sudah tak memikirkan hal sesepele itu.

Ada sedikit kerinduan dalam diri stella, dia ingin sekali berlari kekelas dan memeluk sahabatnya, namun itu semua tak dapat iya lakukan, langkahnya tak bisa ia percepat, dan hatinya dipenuhi kegelisahan.
Namun dengan terhuyung lemas stella sudah sampai didepan kelas juga, dia tak berharap untuk bertemu dua sahabatnya hari ini!

Dengan terus menundukkan kepala stella coba mengabaikan hatinya untuk memandang jeje dan melody, dia segera duduk lalu mengeluarkan buku bukunya.

Namun belum sempat stella mengelap peluh dan mempersiapkan buku, mickrofon sekolah berbunyi. Pertanda ada pengumuman untuk siswa yang ternyata guru guru akan melaksanakan rapat tahunan serta ada rapat osis untuk pembahasan ulang tahun sekolahnya, dan yang terpenting adalah panggilan untuk pemeran drama musikal agar berkumpul di aula, karna latihan gabungan akan dilakukan sekarang untuk mengisi jam yang kosong.

Stella menarik nafas penuh beban, dan secara refleks menolehkan matanya kearah melo dan jeje, dia ingin menggenggam tangan mereka.
Namun ini semua sudah terlanjur! "Aku gak boleh terus seperti ini, aku kuat tanpa mereka, lagian mereka kan udah gak perduli sama aku" stella beranjak dari kursi dan pergi ke aula.

Namun baru saja keluar dari pintu kelas, tiba tiba ada tangan yang merangkul dibahu stella sambial menyerahkah sebatang coklat dengan satu tangannya, stella menolehkan pandangan dan meleberkan senyum.
"Thanks rel"
"Santai aja" jawab farel singkat lalu melanjutkan langkahnya sambil bercanda ria.

***

Hari pertama (sonichi) 5

2 minggu berjalan begitu cepat! Sudah banyak hal terjadi di "internasional art school 029", mulai dari perseteruan jeje, melody dan dua orang bocah serta si kembar ataupun kedekatan stella dan farel.

Namun jauh berbeda dengan kisah bintang! Dia sekarang berada di fase keterpurukan.
Dia merasa gagal dalam mendekati cindy, karna usahanya sejauh ini sia sia.
Cindy terlanjur berpacaran dengan joey!
Dan itu membuat bintang merasa sakit hati, terlebih saat melihat kemesraan diantara mereka!
Namun bintang yakin kalau usaha keras yang dia lakuin ini gak akan menghianati, bintang tetap mengirimkan chocolate dan setangkai mawar putih disetiap minggunya.
Dan hari sabtu ini bintang berada di depan kelas cindy yang terlihat sepi karena jam istirahat!
Bintang bahkan sudah sangat hafal dengan kondisi kelas itu, karna ini bukan pertama kalinya dia menyelipkan bunga itu di dalam tas cindy!
Bergegas bintang menyelinap masuk dan meletakkan coklat serta bunga itu lalu buru buru keluar kelas karna takut ada yang memergokinya dan tanpa disengaja bintang menabrak seorang gadis yang berpapasan di depan kelas cindy.
Dalam kondisi kaget bintang hanya bisa memperhatikan gadis yang tertabrak itu tanpa refleks membantunya, bintang merasa pernah bertemu dengannya.
"Eh sori maaf" segera bintang sadar dari lamunannya, yang ternyata gadis itu sudah berdiri lagi berkat bantuan sahabat gadis itu.
"Iya gak papa, kamu anak baru itukan? Yang pake inisial mr.j?" Gadis itu tersenyum simpul pada bintang sambil merapikan bajunya.
"Oh, kamu yang sempat lihat kertas dari jeje waktu itu yah? Nama aku bintang, j itu inisial orang yang kusuka" segera bintang mengulurkan tangan, yang membuat bintang jadi berdebar debar. Namum bukannya membalas uluran tangan bintang tapi gadis itu malah terlihat bingung dan saling pandang dengan sahabatnya. Yang membuat wajah bintang memerah dan merasa malu. Sambil tersenyum bintang menarik tangannya perlahan dan membungkukkan badannya sebagai tanda minta maaf karena lancang mengajak gadis itu berkenalan. Yang kemudian bintang melangkahkan kakinya untuk kembali kekelasnya.
"Nama aku jeje, dan dia sahabat aku melody, salam kenal" gadis itu berteriak sambil memasang senyum serta melambai lambaikan tangan yang turut mempercantik paras dan pesona seorang gadis.
Tak banyak gadis yang seramah itu, begitu penilaian dari bintang secara refleks.
Namun bintang hanya bisa menghentikan langkah dan membalik badannya setelah mendengar salam perkenalan itu.
Bintang seperti terkejut dan bertanya tanya, apakah ada dua jeje disekolah ini?
Bintang ingin memastikan lagi, namun gadis yang bernama jeje itu sudah tidak ada dihadapannya.
Bersamaan dengan itu bel pelajaran selanjutnya berbunyi, padahal bintang belum sempat mengisi perutnya sejak tadi pagi, tapi apa boleh buat!
Bintang bergegas membalikkan badan dan menuju kelasnya yang tak begitu jauh dari kelas cindy.

Namun belum sempat bintang masuk kekelas, dia berpapasan dengan cindy, yupi dan joey yang kebetulan baru balik dari kantin, ada keinginan untuk bintang menyapanya, namun entah apa yang terjadi dengan bibirnya, dia takmampu mengeluarkan sepatah sapaan, bukan karna ada kekasih cindy disitu, namun perasaannya pada cindy sudah melumpuhkan semua sarafnya, sehingga mengucap sapaan saja bintang tak mampu.
"Kamu kenapa kok senyum senyum sendiri?" Begitu tukas ibu eka selaku guru sains yang killer di sekolahan ini.
Jadi mau gak mau aku harus masuk kelas daripada kesemprot gara gara ngelamunin koridor kelas yang baru di lewatin sang bidadari gue.
Bintang tersenyum sendiri saat menyadari kegilaannya, kemudian bergegas masuk kekelas yang diikutin ibu eka dibelakangnya.

Raungan bu eka menggema disudut kelas yang malah membuat lamunan bintang melayang kemana mana, walaupun suaranya jauh lebih pecah dibanding suara gemericik hujan yang sedang turun diluar sana.

Diiringi alunan gemericik air dan bayang bayang butiran air di jendela serasa mendukung pergelutan hati yang dialami bintang, siapakah jeje yang sebenarnya? Keangkuhan dan ketertutupan bintang di sekolah baru ini membuat bintang tidak punya teman, sehingga komunikasinya pun statis dititik awal, walaupun dia sudah hampir satu bulan disini bintang hanya tau nama farel, dan dua orang yang dia anggap jeje itu, sungguh mengenaskan hidupku. Begitu batin bintang sambil melamunkan pandangannya pada halte yang berada di ujung jalan depan sekolah, di iringi rintik hujan diluar sana, seolah menjadi daya tarik tersendiri untuk bintang terus menembus guyuran hujan dan embun yang menghiasi kaca jendela didekat bangku bintang.
****

Bel pelajaran terakhir sudah berbunyi, ibu eka mulai bersiap membereskan buku bukunya dimeja.
"Oke, jangan lupa sama tugasnya yah, hati hati dijalan?"

"Baik miss" serentak siswa siswi membalas ucapan ibu eka dan bergegas menghambur keluar kelas.
"Baik bu" balasku dalam hati sambil merasa bersalah karena tidak memperhatikan bu eka dalam pelajaran hari ini.
Bintang merasakan ada kesedihan dalam hatinya, dan itu yang membawa jiwanya kehalte depan sekolah.

Namun sekarang waktu yang tepat untuk raganya berada disana, tanpa pikir panjang bintang bergegas keluar sekolah dan menerobos hujan untuk ke halte yang tak begitu jauh dari sekolahan itu.
Sebagian baju bintang basah terkena air hujan, namun itu tak menjadi penghalang untuk bintang beranjak dari keinginannya ke halte itu.
Bintang mencoba mendudukkan diri pada bangku halte tersebut, ada sedikit kegundahan di hatinya, dia terhanyut dengan suasana sore ini, suara gemericik air yang turut meredamkan suara kendaraan berlalu lalang cukup membuat keteduhan dihati bintang saat ini, dia merasa rindu dengan aroma besi kursi halte serta suara dentingan tetes air di atap halte tersebut seolah melengkapi kerinduan di hati bintang, sampai sampai dia tak sadar sudah ada seorang gadis yang duduk disebelahnya sambil menggibas gibaskan tangan untuk menyeka air hujan yang menempel di sekujur tubuhnya.
"Hidup itu sementara dan sederhana, untuk apa kita bersedih selagi masih ada waktu buat ibadah dan berhagia?" Sambil membereskan air yang menempel dibaju dan kulitnya, gadis itu mendudukkan dirinya tak begitu jauh dari bintang!

"Apa ada yang salah dengan cinta? Apakah cinta ada di dunia sebagai ujian buat kita? Sebagai luka yang harus dirasakan manusia?" Masih terhanyut dalam lamunan bintang seolah perbincangannya itu sedikit menghibur hatinya, baru kali ini bintang merasakan kehadiran orang yang seolah benar benar tau dengan posisi dan perasaannya saat ini.

Bintang tiba tiba terlonjak kaget dan tersadar dari lamunannya, saat sebuah tangan halus gadis itu mengusap pundaknya.

"Takdir itu misteri, namun cinta itu pilihan? Antara memperjuangkan orang yang kau cintai, dan mencoba mencintai orang yang cinta padamu!" Jeje memasang senyum yang bersahabat, terlihat begitu tentram dan penuh kehangatan.
Dan untuk yang kesekian kalinya hati bintang berdetak lebih cepat dari sebelumnya, senyuman pun tak bisa redup dari wajah bintang!
"I love you jesica?" Bintang bergumam dalam hati, namun jeje bisa mendengar ucapan itu dengan baik.
"Aku pulang duluan yah? Jemputanku dah dateng tuh!" Jeje segera menarik ranselnya sambil melambai lambaikan tangan untuk memberi tanda pada sopir yang sedang mengendarai mobil silver dengan tulisan jesica di bawah tulisan avanza pada mobil itu.
Bintang memperhatikan mobil dan jeje bergantian, seraya mencocokkan nama di mobil itu dengan nametag di baju putih yang dikenakan jeje.
"Kok namamu dimobil sama nametagmu berbeda?" Begitu senggah bintang sambil menatap bingung, yang hanya dibalas senyuman dari jeje yang mulai mendekati mobil didepan halte itu, jeje menarik pintu mobil disamping kemudi sambil terguyur tetesan hujan yang mulai reda dibanding sebelumnya.
Pandangan bintang tak dapat berpaling dari jeje, entah kenapa perasaan bintang berbeda dari biasanya.
Perlahan mobil itu mulai berjalan menjauh, yang membuat bintang mengalihkan pandangan dari mobil itu, serta menyadarkan raga dan jiwanya agar beranjak pulang dari suasana ini.

Namun belum sempat bintang bersiap pulang mobil itu kembali mendekat kearahnya yang kemudian disusul kemunculan jeje dari pintu depan.
"Oyah! Makasih ya udah mau jadi temen ngobrol? Ini buat kamu?" Jeje mendekatkan diri ke bintang yang masih duduk di halte sambil menyodorkan beberapa lolipop, bintang benar benar tak menyangka kalau jeje akan kembali hanya untuk memberikan lolipop, bintang benar benar tak menyangka kalau ini terjadi begitu cepat.
"Makasih ya jes?" Bintang menerima lolipop itu sambil memperhatikan nametag jeje yang terlihat jelas di depan matanya
"Eh sori, makasih jeje?" Bintang terlihat membenahi ucapan terimakasih yang sebelumnya sudah di ucapkan.
Namun jeje bergegas kembali ke mobil dengan senyuman khas yang bisa membuat hati bintang berdebar debar, sampai sampai ia terlihat bodoh sekali hari ini, harinya hanya diisi oleh lamunan lamunan konyolnya.

Bintang tersenyum geli sambil membangkitkan diri dari kursi halte yang sudah terasa hangat itu, sekilas dialihkan pandangannya itu pada mobil jeje yang ternyata kaca belakangnya sedang bergerak menutup, pertanda ada orang yang usai membukanya.
Bintang merasa geli melihatnya "tapi, bukan nya jeje duduk di depan yah?" Bintang tersadar kalau jeje tadi duduk didepan, bukan belakang.
Namun karna tak mau ambil pusing bintang mencoba melupakan semua itu, dia beranjak melangkahkan kaki menuju arah berlawanan dengan mobil jeje yang kebetulan rumah bintang memang gak jauh dari sekolah barunya ini.

Walau berusaha sesantai mungkin, dalam hati kecilnya tetap menyimpan bermacam pertanyaan!
Siapakah jeje yang sebenarnya? Gadis yang baru dia ketahui bernama cindy itu, ataukah gadis yang memiliki nama jesica di mobilnya?
Lalu apa yang jeje tau soal hidupnya sehingga dia bisa berbicara dan ngobrol dengan bintang begitu hangatnya. Seolah jeje tau apa yang di alami dan difikirkan bintang.
Lalu tau dari mana soal lolipop ini? Dia tau darimana kalau lolipop memang obat terbaik untuk bintang?
Dan, apa arti sikap manis jeje dan debaran dihati bintang itu!
"Arghhh . . . ." Bintang berteriak dengan lantang, seolah teriakannya itu bisa mengurangi semua pertanyaan pertanyaan konyol itu, sampai bintang tak menyadari badannya mulai basah dengan rintikan hujan di hari yang sudah menjelang sore ini, mungkin trotoar disepanjang jalan ini sudah tertawa apabila benda mati bisa berbicara saat menyaksikan bintang yang lebih terlihat seperti orang gila ini.
Bintang yang berjalan gontai dibawah rintik hujan sore ini.

Mungkinkah ini Hari Pertama bintang mengenal CINTA? Hanya waktu dan misteri takdirlah yah akan menjawabnya!

Bersambung . . . . .

Hehehe, sori kalo lanjutannya agak lama, soalnya sibuk tryout segala, belum lagi mau US juga!
Doain lulus yah sobat? #malahCURHAT

Oyah! Kalo bisa tinggalkan kritik serta sarannya ya? Biar bisa buat perbaikan kedepannya.

Mudah mudahan lanjutannya gak terlalu molor? Ok guys? See ya!