Melody yang terpilih menjadi queen of the year sontak membuat stella kaget.
Hingga akhirnya stella terjebak di situasi yang sulit, dia harus mendengar kata ghaida ataukah tetap percaya pada sahabatnya, yang dia rasakan sahabatnya itu seperti mulai cuek terhadap stella.
"Kamu pegang apa sih stel?" Melody mulai curiga saat stella terlihat gugup
"Selamat ya mel?" Tiba tiba si kembar yupi dan cindy muncul sambil mengucap selamat dan memeluk erat melody
Aku sempat jengkel melihat melody dan jeje yang bersikap manis didepan cindy dan yupi karna sudah jelas yang merencanakan ide dibalik putusnya senar gitar jeje sudah pasti mereka.
Memang mau siapa lagi? Orang yang kurang suka dengan kita bertiga dan yang leluasa memegang alat alat musik untuk audisi ini cuma sikembar itu, jadi gak mungkin ghaida dan nabilah pelakunya.
Namun tiba tiba stella tersadar dengan situasi ini, dia bergegas menyelipkan kertas ghaida kedalam spatunya, lalu turut berbaur dengan melody, jeje, cindy dan yupi yang sepertinya sedang asik mengobrol.
"Oke anak anak, saya kira audisi ini sudah selesai, dan kalian bisa pulang sekarang juga, namun untuk pengumuman peran drama musikal, besok akan kita tempelkan daftar pemainnya di papan pengumuman, dan mulai besok kita sudah latihan di aula ini sekaligus dengan pemain prianya, oke? Selamat berjuang hingga dua minggu kedepan" penutupan oleh miss yuni itu mengiringi para siswa yang mulai berhambur keluar dari dalam aula, begitu juga melody, stella, jeje beserta novel di tangannya.
"Eh stel?" Melody tiba tiba memanggilku yang memang berjalan mendahului mereka.
"Kamu kenapa dari tadi murung? Apa karna kamu gak terima dengan kenyataan yang ada?" Perlahan Melody mendekati stella.
"Enggak kok mel? Mungkin perasaanmu aja" pinta stella sambil melangkahkan kakinya terus ke depan, namun belum beberapa langkah stella berjalan, melody menarik tangannya.
"Bukan berarti aku bahagia stel, saat aku menjadi juara, justru aku tersiksa" belum sempat melody menjelaskan, namun stella sudah menghentakkan tangannya hingga terlepas dan melanjutkan langkahnya.
"Maafkan aku yang sudah mengaku BINTANG pada kalian?" Begitulah kata yang terucap dari stella sebelum ia lari meninggalkan melody dan jeje.
Yah, stella sudah termakan gelar queen. Sampai sampai ia kolot dengan semua ini.
***
Suasana gaduh dilapangan futsal mulai reda, hanya tersisa bintang yang sedang meratapi nasib.
Ia gagal dalam audisi ini, ia tak dapat menjadi king of the year tahun ini.
Terlebih dia memang mengakui kemampuan farel yang luar biasa, selain icon sekolah, farel juga merupakan anak dengan segudang kelebihannya, pandai bermain alat musik, pintar, friendly, baik dan tidak sombong.
Sementara bintang? Bintang cuma anak baru yang gak punya temen walau sudah hampir satu bulan.
Bahkan sekarang harapannya untuk didatangi teman baru saat mendapat gelar king sudah musnah, bahkan dia tak dapat simpati sedikitpun dari teman temannya.
Namun tiba tiba lamunan bintang hancur saat teringat wajah gadis kembar, dengan twintail serta perawakan chuby dan kekanak kanakan yang tadi bintang intip sedang tampil diaula setelah bintang kembali dari toilet. Dan kalau tidak salah dengar tadi namanya jeje, gadis yang katanya jago main alat musik dan menjadi topik perbincangan para pria pria di lapangan futsal tadi.
Tiba tiba muncul ide untuk berkenalan dengangannya yang kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelas bintang, dia anak bahasa 2 sementara aku bahasa 3.
Namun untuk awal penjajakan bintang ingin mengetahui wataknya dengan cara berkenalan lewat surat yang segera bintang tuliskan kala itu juga.
Tanpa fikir panjang bintang bergegas keluar dari lapangan dan pergi keaula yang ternyata sudah tak ada orangnya.
Segera bintang tersadar dan melirik jam tangannya.
"Sudah jam empat" batin bintang sambil tertawa geli. Dia baru sadar kalau lamunannya dari tadi cukup memakan waktu.
***
Hari rabu pagi yang ditunggu akhirnya tiba, bel istirahat yang dinanti pun berbunyi. Sontak semua siswa menghambur ke papan pengumuman, sementara melody terlihat sibuk mencari stella yang gak biasanya udah ilang waktu bel istirahat baru berbunyi, atau jangan jangan stella begini karna marah sama melody? Berbagai pertanyaan timbul dalam benak melo, dia merasa kecewa dengan posisi ini, namun dengan cara inilah agar anak eksul musik tidak direndahkan oleh ekskul lain terutama oleh ekskul dance dan teater. Tapi disisi lain melody gak pengen gara gara posisi seperti ini dia di benci sahabatnya, dia juga merasa takmampu lagi tersenyum palsu di depan orang orang demi menjaga pecintraannya.
"Kamu kenapa mel? Kok ngelamun terus dari tadi" jeje yang usai menyelesaikan novelnya segera memecah lamunan melody.
"Eh, enggak papa kok je, cuma agak bingung aja, kok aku gak ada liat stella yah?" Tergambar raut melody yang sedang menyembunyikan sesuatu dari jeje.
"Paling liat pengumuman, ayo gih kita kedepan juga? Mudah mudahan aku gak dapat peran" begitulah harapan jeje yang keluar dari dalam hatinya, sambil bangkit dan menarik tangan melody.
***
Sekilas melody melihat stella yang keluar dari kerumunan siswa siswa di depan papan pengumuman.
Namun belum sempat melody memberi tahu jeje, stella keburu naik ke lantai dua.
"Kok malah ngelamun lagi sih mel?" Jeje mencoba menggoyang goyangkan tangan melody yang dia genggam, dengan tujuan agar melody tersadar dari lamunannya.
"Eh iya, ayo cepat liat" begitu tutur melody sambil menarik jeje.
Melody mulai memandangi papan dengan seksama, mencari dua nama sahabatnya yang ternyata berperan sebagai black devil dan guardiant angel.
Yah, stella black devil dan jeje guardiant angel.
"Yah, kok stella jadi musuhku sih? Dan lawan mainku farel, sungguh pilihan yang sulit, harus musuhan sama sahabat sendiri, dan. . . ." Melody sengaja mengulur ulur ucapannya sambil menggoda jeje yang merangkul punggung melody.
"Dan apa coba?" Sontak tawa jeje terpecah, namun sebaliknya dengan melody yang terlihat mulai melamun lagi, "padahal yang biasanya suka ngolokin dan jodoh jodohin kamu sama farel kan stella je?"
"Udah, ayo kita naik aja, jangan galau terus, nanti king farel marah lo karna aku gagal menjagmu" melody dan jeje pun tertawa dengan riangnya sambil melangkahkan kaki menuju lantai dua aula sekolahnya, karena anak ada rapat untuk persiapan drama musikal.
Stella terlihat menyendiri, dia duduk seorang diri dikursi depan sambil membaca baca naskah drama yang dibagikan didepan aula tadi, melody terlihat menarik tangan jeje mendekati kursi stella, namun melody yang bermaksud ngobrol dengan stella malah di respon dengan sangat dingin, dimana malah membuat jeje menjadi jengkel dengan tindakan stella yang jeje anggap kekanak kanakan itu, "wah wah, kayanya tiga sahabat sejati sedang gk akur nih, abisnya ada musuh dalam selimut sih" ghaida pun tertawa puas melihat tiga sahabat itu saling bersikap dingin. Dimana tindakan ghaida yang dibarengi celotehan nabilah membuat jeje emosinya naik.
"Udah seneng sekarang kalian? Dapat teman bocah satu lagi?" Jeje pun menatap stella sinis
"Jeje, jangan ngomong gitu?"
"Masih aja ya mel kepalamu dingin? Kamu gak denger omongan bocah bocah ini? Kamu gak usah belain orang yang udah jelas gak percaya sama kamu?"
"Gimana mau percaya? Ngakunya sahabat, tapi bukannya bantuin malah nikung dari belakang, hahaha kasian stella ya bil?" Belum puas juga ghaida memanaskan suasana di aula itu.
"Bilang aja coba kalo sebenernya pengen jadi queen? Jadi kan gak perlu sok manis didepan sahabatnya" nabilah pun turut memanaskan suasana di aula itu
Hingga akhirnya jeje mulai murka, seorang jeje yang hobi membaca novel, main musik serta cuek itu seperti setan hitam, yang sontak membuat stella terperangah dan bergegas meninggalkan ruangan aula yang mulai dipenuhi siswa siswi itu.
Namun sebaliknya dengan melody, bersusah payang menahan dan menenangkan jeje yang ingin mencabik cabik ghaida dan nabilah.
Bukannya makin redup, tapi suasana malah bertambah parah saat si kembar yupi dan cindy turut menyalahkan ghaida dan nabilah yang dianggap ikut campur urusan orang itu.
Dan tanpa berlama lama lagi melody menarik jeje keluar ruangan disaat pertengkaran antara si kembar dan bocah makin serius, "eh anak kecil? Kamu gak tau diri yah? Udah baik baiknya aku belain eksul teater yang mereka anggap bisa kalah dengan ekskul musik kaya mereka" ghaida merasa berada di atas awan sekarang, terlebih saat yupi dan cindy mulai berfikir.
"Kira kira yang ngomng itu melody dan jeje atau dua kunyuk yah cin?" Dengan nada cuek yupi malah berbalik memanasi ghaida.
"Wah, gak tau juga tuh pi? Hahaha, tapi sudahlah, daripada kita cape nyerocos mending kita hafalan naskah" yupi yang mengiyakan kata kata cindy pun bergegas meninggalkan ghaida.
"Ih, dasar nyebelin! Berani beraninya dua anak kecil itu bilangin aku kunyuk, pokoknya kita harus buat agar mereka dan tiga sahabat itu hancur bil, gak mau tau gimanapun caranya"
*****
Tunggu next postnya, tinggal 1-2 post lagi udah selesai!
Dan ayo turut partisipasi? Request nama pemeran laki laki dan member yang ingin dilibatkan dalam ceritaku.
Reader yang baik selalu komen setelah baca.
Saya butuh kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya.
Bagus gan keren, lanjutkan gan
BalasHapus