Stella, melody dan jeje. Tiga orang sahabat ini sedang sibuk mempersiapkan strategi untuk audisi QUEEN OF THE YEAR yang sedang diadakan sekolahnya, dimana project yang diselenggarakan antar ekskul musik, teater dan dance ini mencari sesosok perempuan yang multi talent untuk menjadi queen atau pemeran utama dalam drama musikal special hari jadi sekolahnya.
Selang beberapa menit dari perbincangan tiga sahabat ini, akhirnya bel sekolah berbunyi. Pertanda jam pelajaran berakhir.
Ruang kelas yang tadinya ribut karena jam pelajaran kosong, sekarang semakin tak terkendali, suara teriakan disana sini berkumandang, jeje yang tidak suka dengan suasana gaduh segera keluar dari kelas tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya yang lagi sibuk menyelesaikan catatannya.
"Eh, ada kutu buku" terdengar tawa diantara ghaida dan nabilah saat memaki jeje yang baru keluar dari kelasnya, namun tak ada perlawanan sedikitpun dari jeje. Dia tetap asik dengan novel yang ada ditangannya.
Terlihat tak mau menyerah, ghaida dan nabilah pun berlari melewati jeje dan berusa menjegalkan kakinya pada gadis berkaca mata dan berpipi chubby itu.
"Dasar bocah" tutur jeje sambil menurunkan novel dari jangkauan matanya. Lalu beralih melihat nabilah dan ghaida yang membentangkan kakinya menutupi jalan dikoridor.
"Kayanya gak bosen yah, kalian gangguin kita" terdengar suara lembut yang sangat keibuan dari belakang jeje, dan ternyata adalah melody yang ditemani stella
"Udahlah, jangan pedulikan kedua bocah ini" tanpa banyak omong jeje kembali berjalan dan sengaja menabrak kaki ghaida maupun nabilah yang menutupi jalan, lalu disusul stella dan melody.
"Eh sebentar" ujar stella lalu berbalik menghampiri dua orang yang sedang merengek kesal seperti bocah.
"Nih buat kalian, jangan nangis lagi yah?" Stella kemudian tertawa licik sambil memasukkan permen di saku kemeja dua bocah tadi, lalu berlanjut menyusul dua sahabatnya yang turut menikmati pertunjukan kecil itu.
"Dasar anak musik nyebelin!" Ghaida dan nabilah yang memang emosional terlihat kesal sekali melihat tingkah tiga sahabat yang dia anggak mengibarkan bendera perang itu, namun apa boleh buat, makian yang keluar dari mulut mereka berdua sungguh percuma, karena tiga sahabat it sudah menghilang di ujung koridor yang langsung menghadap pintu pagar.
"Sepertinya mereka sudah berani sama kita bil? Kita gak boleh tinggal diam" ucap ghaida emosi
"Lalu apa dong yang harus kita lakukan sekarang?"
"Tenang aja bil? Aku ada rencana buat ngegagalin mereka audisi, kita lihat aja besok" ghaida tersenyum sinis pada nabilah yang justru bingung dan tak tau dengan ide licik di kepala ghaida.
***
Hari yang di tunggu akhinya tiba, semua siswi berbaju olah raga sudah berkumpul memenuhi aula. Mereka adalah wanita wanita yang memiliki tujuan sama, yaitu menjadi queen of the year tahun ini.
Begitu juga yang terjadi di lapangan futsal, bintang si anak baru yang belum punya teman itu terlihat memojokkan diri, namun dengan perasaan optimis dia pasti akan terpilih dalam drama musikal ini, yah walaupun bukan sebagai king of the year, setidaknya dia ingin membuktikan kalau teman itu akan berdatangan disaat dia lolos dari audisi ini.
Bersama gitar kesayangannya bintang akan membuktikan pada mereka yang sekarang sedang meremehkan dan menggunjingnya.
Sudah sekian menit bintang menahan buang air kecil, karna takut giliran dia tampil namun dia tidak ada di tempat, apa boleh buat, dengan badan bergetar dan menggeliat geliat karna menahan buang air, dia segera berlari ke toilet yang ada di lantai satu, karna kebetulan aula dan sport area di sekolahan ini berada diatas gedung sekolah atau lantai dua.
Perlahan bintang mendengar sayup sayup suara gitar dari dalam aula, dia penasaran dengan sesosok pemain gitar itu, namun karna dia sudah tak tahan ingin ke toilet, dengan terpaksa dia urungkan niat untuk mengintip kedalam aula.
***
Huuu, begitulah sorakan yang bergema didalam aula, para peserta lain bersorak riuh saat alunan gitar jeje berubah menjadi fals karna dua senarnya putus, dengan wajah dingin jeje segera menghentikan permainannya, dia tak menyesali ini semua, karna pada dasarnya dia tak pernah ada niat untuk mengikuti audisi ini.
Namun berbeda dengan stella, dia segera menghampiri cindy dan yupi yang mengurus soal peralatan untuk audisi ini, termasuk mempersiapkan alat musik serta audionya.
"Pasti ini semua ulah kalian yah? Aku tau kalian tak suka sama kita bertiga, kalian takutkan kita merebut kemenangan tahun ini?" Ujar stella dengan majah kesal.
Namun yupi dan cindy hanya membalasnya dengan tertawa.
"Kalo memang gak bisa main musik ya terima aja, buat apa coba kita berbuat curang? Toh kita kan tau pemenangnya bakalan anak teater lagi? Pemenang tiga tahun berturut turut" yupi dan cindy pun segera naik ke atas panggung karna dia peserta selanjutnya, cindy bergegas mengambil gitarnya dan sementara yupi mempersiapkan micnya untuk akustikan dengan cindy.
Sementara stella masih geram saat mengingat nasib mereka bertiga yang audisinya tidak berjalan dngan baik, dia mulai menerka nerka siapa dalang dibalik semua ini.
"Udah lah stel? Kamu gak usah emosi sama bocah bocah kaya gitu? Bintang itu akan tetap bersinar walau ada mendung yang menutupi, keculi kalo ngakunya bintang, biar dimalam yang cerah juga gak bakal berisinar. Mengerti queen stella" jeje dan melody pun tertawa riang, diikuti oleh stella yang turut tersenyum.
"Oyah, menurut kalian berdua, aku bakalan kepilih jadi queen apa enggak?" Pinta stella sambil melenggak lenggok kan badannya sambil tertawa.
"Pasti dong, yang penampilannya paling keren kan tadi kita bertiga aja, cuman karena kita berdua gk tampil maksimal, jadi otomatis kamu yang pantas jadi pemenangnya" candaan melody sketika memecah tawanya
Namun sebaliknya dengan stella yang terlihat kebingungan, namun berusaha tersenyum.
"Mohon perhatiannya anak anak, waktunya kita mengumumkan peran dan queen dalam drama musikal kita" terdengar suara miss yuni yang menggema di gedung aula dan sontak membuat suara siswa yang tadinya gaduh menjadi hening. "Dan, yang terpilih menjadi queen tahun ini bukan siswa umum, namun dari perwakilan ekskul. Penilaian ini sepenuhnya berdasarkan potensi dan daya tarik serta yang terbaik dari kalian semua, dan yang lebih mengejutkan lagi, ini sejarah baru sepanjang tahun. Bahwa yang menang dari ekskul musik. . ." Miss yuni memberikan jeda di ujung pengumuman yang sontak membuat melody memeluk kedua sahabatnya itu.
"Sepertinya kau memang yang terbaik stell?" Melody melirikkan pandangannya pada stella yang sedang gugup serta panas dingin.
"Wanita yang memiliki potensi besar itu adalah? Melody perwakilan dari ekskul musik, sekaligus queen pertama dari ekskul musik" suara tepuk tangan segera menggema, namun sebaliknya dari si saudara kembar cindy dan yupi, serta duo bocah ghaida dan nabilah.
Jeje bergegas memeluk melody "Selamat ya mel? Kamu perwakilan pertama kita" begitu tutur jeje sambil memeluk melody yang di sertai dengan stella memeluk di sampingnya.
"Melody, cepat naik keatas panggung" panggil miss yuni agar melody naik ke panggung
Tanpa basa basi melody melepas pelukan sahabatnya, dan bergegas lari ke atas panggun.
"Mel? Selamat yah?" Untuk kesekian kalinya kata it keluar dari mulut jeje yang disambut acungan jempol dari melody yg sedang berjalan menuju panggung.
"Mel? Melo? Melody?" Bergantian stella yang ingin mengucapkan selamat pada melody namun tak ada respon, melody tetap berjalan menuju ganggung.
Tersirat senyum terpaksa dari wajah stella, "selamat ya mel?" Batin stella yang mulai putus asa.
Stella tak tahan melihat pemandangan di atas panggung, dia merasa bahagi karna sahabatnya berhasil menjadi queen, namun ada setitik rasa iri di hatinya.
"Aku ke toilet bentar ya je?" Ijinku pada jeje dan bergegas kebawah.
"Bintang itu akan tetap bersinar walau ada mendung yang menutupi, keculi kalo ngakunya bintang, biar dimalam yang cerah juga gak bakal berisinar. Mengerti queen stella" tiba tiba kesunyian di toilet terpecah oleh tawa seorang gadis yang ternyata ghaida
"Ngomong apa sih loe?" Tanyaku dengan nada yang mulai naik
"Jadi begini queen stella, kalo yang aku dengar dari perbincangan kalian tadi, kurasa sudah jelas kalo potensimu itu jauh dibawah jeje dan melody, tanpa harus tampil maksimal aja dia bisa menang, apalagi kalau tampil maksimal?" Ghaida merasa sudah dapat mengendalikan stella, terlihat dari ekspresi stella yang seperti orang kebingungan dan berfikir keras. "Atau mungkin aja mereka terpaksa nerima kamu jadi sahabatnya? Sampe sampe melody gak ngerespon kamu waktu kau panggil? Itu karena dia terlalu senang menjadi queen jadi lupa deh sama sahabat payahnya" kembali ghaida tertawa menang
Namun stella mulai terlihat panas.
"Udah puas ngocehnya? Lagian kamu kerjaannya nguping terus yah? Mending urusin aja tuh hidup kamu?" Stella yang mulai terpancing emosi segera bergegas pergi sambil membanting pintu toilet. Sementara ghaida tertawa penuh kemenangan dan kembali mengikuti stella ke aula.
Namun langkah stella terhenti saat ia berada di pintu aula.
Entah kenapa perasaannya menjadi aneh saat melihat jeje dan melody bercanda dengan eratnya. Perlahan ia mendatangi jeje dan melody sambil memasang senyum yang terlihat terpaksa.
"Eh stel? Ketoiletnya lama banget?" Sapa melody waktu melihatku perlahan mendekati mereka. Belum sempat aku membalas tiba tiba ghaida menyerempetku dari belakang.
"Eh sori" ucapnya singkat lalu memeluk melody dan mengucapkan selamat padanya, di lanjutkan memeluk jeje dan kemudian aku.
"Kalau mau curhat, aku siap jadi pendengar yang baik queen stella?" Bisik ghaida lirih didekat telingaku.
Perlahan ia menarik telapak tanganku dan menyelipkan selipat kertas lalu pergi begitu saja.
Pandanganku beralih pada melody dan jeje yang menatapku lekat lekat?
"Kayanya ghaida ngasih sesuatu ke kamu stel?" Tegas melody yang sontak membuatku keringat dingin.
Aku memang tak tau apa isi kertas ini, namun aku takut ini hanya jebakan si bocah it.
****
Tunggu next post yah?
Oke, ditunggu ceritanya lagi ^^
BalasHapus