Jangan Hargai Kami

aku tinggal di sebuah gang yang sunyi, hanya ada beberapa tetangga yang kami miliki.
sehari hari hanya aku, ibu, nenek dan bapak ditemani TV.

malam ini suasana sangat sunyi, lampu listrik sedang mati. kebetulan daerah kami sedang dapat giliran mati listrik.
beginilah konsekuensi tinggal di kota rantau, suasana bising, panas, susah air serta listrikpun harus mati bergantian.
tapi semua akan tetap dijalani demi sesuap nasi dan uang di dunia ini.

perasaanku kembali gelisah, aku dan kedua orang tuaku habis bertengkar seharian tadi, seperti hari hari biasanya, selalu terjadi keributan atas dasar ego yang tak saling bisa di fahami.
mereka selalu beranggapan bahwa aku susah di atur dan tak tau diri, serta tak jarang mereka menyama nyamakan aku dengan bapak kandungku yang tak ku tau ada dimana saat ini.
yang mereka katakan memang benar, tapi apa tak ada kata kata lain yang harus mereka ucapkan selain memaki aku seperti bapak kandungku, sifat dia memang tak pantas untuk seorang bapak, tapi apa boleh buat? dia memang bapakku. dia yang melahirkanku, walaupun tidak ikut membesarkan dan membiayaiku. aku sebenarnya tak pernah ingin terlahir dari orang seperti itu. namun pada kenyataannya ini jalan hidupku.
dadaku masih berdegub kencang, air mataku masih terus keluar walaupun aku berusaha tetap tersenyum bak anak durhaka yang siap menerkam ibu dan ayah tirinya.
aku segera bangkit dari alas tidurku yang hanya tilam lipat. aku bahkan bingung harus berbuat apa, berulang kali ku pukul pukul dadaku. berharap agar batu yang seolah mengganjal di dalamnya dapat hilang.
segera kutiup cahaya lilin di hadapanku, dengan penuh harapan agar kegelapan dan suara suara nyanyian jangkrik dapat melepas beban yang mengganjal didada.

***
jawa timur, 2004

siang ini semua murid SDN 02 bersorak riang saat mendapatkan pengumuman bahwa guru guru harus mengadakan rapat kenaikan kelas.
pak boni terlihat menghampiri dan memukul lonceng sekolah yang terbuat dari besi tua di gantung di depan kantor guru.
serentak semua anak berhambur keluar area sekolah yang terbuka tanpa ada pagar disekelilingnya.

aku, hadi yang duduk di kelas 4 bergegas pergi melewati teman temannya yang sibuk menunggu sahabat masing masing untuk pulang bersama.
aku sebenarnya jenuh berada di sekolah ini, teman teman yang kebanyakan tetangga jarang mau berteman denganku, ada yang takut sama bapakku lah, karena kelakuan dan suaraku yang kaya cewek lah. aku bahkan tak faham dengan fikiran mereka, aku takut berada di antara mereka, dan aku lebih nyaman sendiri, tanpa ada yang menghina dan menyakiti.

dari kejauhan aku melihat kondisi rumah yang sepi, "mungkin aku pulang terlalu pagi" batinku dalam hati.
memang jarang aku pulang jam 8 pagi, kecuali jika sedang hari bebas setelah ujian kenaikan kelas seperti ini.
"sepertinya ibu lagi ngojek" tambahku dalam hati sambil berjalan kepintu belakang lewat samping rumah dan tanpa sengaja aku seperti melihat seorang lelaki di ruang tamu. ku dekatkan wajahku ke jendela rumah yang terbuat dari kaca, dan seolah terkaget sepertinya ibuku sedang terlonjak ke kursi sofa di samping om somat.
om somat hanyalah orang lain dalam keluarga kami, dulu dia pernah datang kerumahku sambil marah marah, karena beliau bilang bapakku pernah pinjam hutang darinya, namun sampai saat ini tak kunjung dibayar.
sejak hari itu aku sering melihat om somat datang kerumah untuk menagih hutang, namun tidak marah marah tapi malah terlihat akrab dengan ibuku.
begitu juga seperti yang kulihat dibalik kaca saat ini.
bukan hanya om somat, tapi masih banyak teman teman bapakku yang akrab dengan ibuku.
ada pak sidik, om jefri ataupun om ridwan.
terkadang salah satu dari mereka juga sering menginap dirumah saat bapakku datang, karena aku beberapa kali melihat salah satu dari mereka keluar rumahku saat menjelang subuh.
aku terkadang kesal saat melihat bapakku, beliu pulang kerumah tak lebih sebulan 2kali, dan setiap bapak datang hanya untuk membuat ribut dan bertengkar dengan ibuku.
aku yang masih berumur 10 tahun terkadang merasa sedih dengan kehidupan ini. aku merasa belum pantas memanggul beban seberat ini, aku merasa belum pantas anak seumuranku harus melihat keributan dan perkelahian mereka, aku juga merasa tak mampu harus dikucilkan para tetangga. yang bahkan aku sendiri tak tau salahnya diriku apa.
"AKU INGIN DIHARGAI, aku ingin dianggap seperti anak anak lainnya" terkadang hatiku seperti menjerit jerit saat merasa bosan dengan kehidupan ini, aku bosan menangisi hidup.

aku sontak tersadar dari lamunan  panjangku, "sudah 10 tahun berlalu, kenapa aku masih se cengeng ini" aku kembali bertanya tanya pada diriku.
kenapa aku begitu lemah, dan kapan kehidupan ini berubah?
perlahan aku mulai bangkit dari alas tidurku, dengan meraba raba di kegelapan malam ini aku menuju kamar nenek untuk menceritakan semua kegelisahan dan bayang bayang imajinerku.
dengan sedikit tersengal sengal dan suara sedikit bergetar serta isakan aku menceritakan semua, terlihat bayang bayang cemas dari nenekku yang terkena pancaran redup lilin di kamarnya.
dia seolah tau apa yang aku ceritakan, namun hanya diam saja.
"aku capek nek kalo terus begini" ucapku parau.
yang kemudian nenek memelukku sambil menepuk nepukkan tangannya pada punggungku.
"ada beberapa hal yang tidak kamu tau had" timpa nenekku sambil berbisik pelan dalam pelukannya.
"apa? apa lagi?" tanyaku merasa ingin tahu, namun disisi lain aku takut jika nenekku menyimpan hal yang sebenarnya tidak ingin aku ketahui.
"sudah lama aku ingin bicara ini sama kamu"
"bicara aja nek, aku gakpapa" jawabku sambil melepas perlahan pelukannya.
"apa kamu sayang bapakmu?"
"kenapa nenek tanya begitu? bagaimanapun juga dia yang melahirkanku, jadi walau aku benci dengannya tapi aku tetap merasa lebih nyaman dengannya, dibanding dengan ayah tiriku"
"lalu apa kau benci dengan ibumu?"
"kalau aku benci dengan dia, tak mungkin aku sekarang disini mengikutinya nek, aku hanya tak suka melihat dia di jadikan boneka oleh suami barunya ini"
"hush! kamu gak boleh ngomong gitu, kamu harus tau kalau ibumu itu rela melakukan apapun demi kamu. kamu ingat dengan apa yang kamu ceritakan tadi? tentang kedekatan om somat, pak sidik, jefri dan ridwan? ibumu terlihat akrab dengan mereka, namun sebenarnya dia sangat membenci mereka" nenekku perlahan memelukku kembali, pelukannya lebih erat di banding yang tadi, bahkan aku pun menjadi bingung, ada apa dengan nenek?

"mereka mereka itu adalah orang yang meminjami bapakmu uang had" lanjut nenek dengan nada yang mulai bergetar menahan amarah, dia masih memeluk tubuhku erat.
"aku tau itu nek" jawabku singkat
"mereka selalu datang untuk menagih uangnya, namun bapakmu sulit untuk membayar hutang itu, sampai sampai ibumu harus berusaha seakrab mungkin dengan mereka" nenek melepaskan pelukan lalu memegang kedua pundakku. dia menatapku seperti orang yang siap menerkamku. ada setetes air mata di sudut kelopaknya.
"jadi ibu harus mengakrabkan diri agar mereka tidak marah marah saat menagih hutang?" aku masih terus bertanya tanya
"bukan hanya itu, bahkan kenyataannya lebih buruk dari yang kamu fikirkan, ibumu tak sebatas mencoba akrab dengan mereka. namum ibumu memang harus bertindak seakrab mungkin, karena bapakmu membayar hutangnya dengan menjual ibumu pada mereka" nenek ku kemudian terdiam, titik titik air mata di ujung kelopaknya sekarang mulai mengalir.
sedangkan aku masih terdiam menatap nenekku lekat lekat.
dadaku kembali bergetar dan terasa ada yang menyumbat di dalamnya.
aku ingin berteriak untuk mengeluarkan sesuatu yang seperti menyumbat dadaku ini. tapi mulutku tak mampu berbuat apa apa.
"dan sekarang? ibumu disini menjadi boneka seperti yang kamu bilang, semata mata bukan karena dia bodoh atau pun tergila gila dengan bapak tirimu, namun dia melakukan ini atas dasar pengorbanannya untukmu, dia ingin kau sekolah tinggi, dia ingin agar kau tak hidup susah lagi, dia ingin agar kita bisa berteduh dan makan. hanya dengan jalan inilah dia bisa mendapatkan ini semua, hanya dengan bertindak bodoh dan menginjak injak harga dirinya" pandanganku mulai kosong, aku merasa bodoh dan tak ada gunanya.
otakku terlalu gelap dengan ego dan keras kepala. sampai aku tak tau pengorbanan ibuku menghancurkan masa depannya.
air mataku kembali keluar, dada dan nafasku makin tersengal sengal
aku merasa tak percaya dengan arti kehidupan ini.
"apa ini rasanya di hargai? apa ini rasanya di terima orang lain? dianggap ada oleh tetangga? di pandang sebagai manusia? tapi harus mengorbankan masa depannya, masa depan orang yang melahirkan dan merawatku. AKU SUDAH TAK BUTUH DI HARGAI, aku ingin sendiri"

"apakah semua yang berharga selalu ada nominalnya? andai aku tau akhirnya seperti ini, aku tak pernah merasa ingin dihargai, aku lebih baik di rendahkan dari pada bahagia karna menukar harga diri. jangan pernah hargai kami, karena kehidupan kami tak seharga nominal di bumi ini"

TOPENG

namaku hadi wardoyo, 20 tahun, 118kg/187cm.
tinggi, besar, mukaku juga jelek, suaraku juga seperti perempuan. aku lebih sering dikenal sebagai seorang banci.
aku tinggal bersama ibu dan nenek ku, kami berasal dari jawa, 8 tahun lalu kami hijrah ke samarinda dengan meniggal kan rumah, kenangan dan bapakku.
sejak saat itu aku sudah tak pernah melihat wajahnya, tak pernah mendengar nama serta kabarnya.
aku bahkan tak tau harus berekspresi apa dengan ini semua.
aku terkadang kasihan dengan bapakku, tapi dialah yang menginginkan ini semua, entah atas dasar apa dia rela menyakiti ibuku, meninggalkan kami, dan memeras uang kami untuk bersenang senang dengan wanita lain di luar sana. dengan istri istri yang sudah tak terhitung jumlahnya.

tapi aku tak ambil pusing, aku tak mungkin menyiksa diriku dengan bayangan masa lalu.
sekarang aku tinggal dengan ibu nenek serta ayah tiriku, ayah tiri yang masih berstatus istri orang lain.
hubungan beliau dengan istrinya sudah tidak harmonis, sebagai seorang istri dia tak mau merawat ayah tiriku yang sakit sakitan, oleh sebab itulah dia melampiaskan perasaannya kepada ibuku, kepada orang yang rela merawatnya saat sakit, menemani saat sendiri, dengan imbalan agar ayah tiriku mau membiayai pendidikan serta kebutuhan sehari hari kami.
tapi, aku benci dia. aku tak suka dengan sikapnya. setelah membiayaiku sejak smp sampai aku lulus SMA/K dia seolah olah menjadikan semua itu sebagai hutang budi.
aku merasa dia tak adil, dia ingin agar kami di perdaya olehnya, mungkin ibu dan nenekku bisa melewati ini semua, tapi aku tidak.
aku orang yang memiliki ego tinggi dan keras kepala.
tak mudah untukku menerima semua perlakuannya, kami seolah olah menjadi orang yang bodoh di mata dia, tak punya otak dan selalu bertindak salah.
"hmm, apa aku anak durhaka? tak tau diri dan terima kasih? apa memang keluargaku pantas untuk diinjak injak?"
tapi apa boleh buat? hidup adalah ketentuan yang HARUS dijalani manusia, andai hidup ini memang pilihan, aku tak akan pernah memilih untuk jadi seperti ini.

aku sudah terbiasa sendiri, menangis dan terinjak injak.

sulit bagiku untuk bergaul dengan orang, apa yang dapat ku banggakan?

terkadang aku iri saat melihat kehidupan di luar sana.
mereka hidup dengan saling mengerti, saling memahami dan menghangatkan, walau terkadang ada cekcok didalamnya.
aku juga ingin punya banyak uang, aku lelah harus menjadi orang miskin, tak terpandang, selalu diremehkan bahkan seperti takpunya harga diri.
terkadang malu rasanya saat kita harus berjalan dengan keterbatasan, motor yang butut, tak pernah dapat uang saku, serta selalu merasa tak bisa apa apa.

hatiku terlalu lemah untuk seorang lelaki, aku memang pantas di sebut banci.

aku bahkan hanya mampu berteman dengan wanita, aku merasa lebih tenang saat bersama mereka, aku bahkan lebih cocok dengan egonya.
ekspektasiku terlalu bertentangan kepada seorang lelaki, mereka hanya bisa membuat onar, ngois dan emosional. aku merasa akan  salah jika aku berteman dengan mereka, aku butuh teman yang bisa meredan ego serta emosiku, yang mampu memberiku kasih sayang, memberi kehangatan serta memberi serpihan masa laluku yang tak kudapatkan.

aku selalu bermimpi bisa menjadi lelaki yang tampan, memiliki kekayaan dan kehangatan dalam keluarganya.
tapi aku hanya bisa melampiaskan semua itu dalam tulisan, aku dapat melakukan apa yang aku mau, apa yang aku inginkan.

aku lelah harus hidup seperti ini, aku lelah harus memakai topeng dan menyembunyikan semua kenyataan yang ada.
salahkah jika aku terus memakai topeng ini? aku ingin teman, sahabat, keramaian, keluarga dan cinta.
tapi apa aku pantas mendapatkannya?

mungkin akan tiba, suatu saat aku meninggalkan topengku, membiarkan orang lain melihat kebenaranku, keapaadaanku, dan dapat menerimaku.

aku tak pernah memilih hidup seperti ini.
aku tak pernah berkeinginan untuk terlahir didunia ini.
tapi, aku juga tak pernah menyesali kenyataan yang sudah terjadi.
aku tak akan pernah menyerah dengan keadaan.

aku akan terus menjalani semua ini, sebagai seorang HADI.

Liebster Award

SELAMAT......... :D
entah dapet wangsit darimana sore ini aku blogwalking dan ngedapetin blog yang ngasih award ke blog gue :-)
Namanya Liebster Award .
apa itu Liebster Award/ aku juga sebenernya gak ngerti. cuman berdasarkan informasi yang aku dapet dari blog yang bersangkutan(ngasih award) bahwa ini sejenis penghargaan beruntun gitu, jadi saling sambung menyambung menjadi satu, itulah indonesia #halah

Tapi fungsi dari liebster Award ini lumayan keren , untuk membangun tali silahturahmi antar sesama blogger *TJAKEP kan?
Dan ini dia blog yang telah memberikan penghargaan ini ke gue, keblog gado gado gue. padahal blognya tak tentu arah jalan pulang. tapi ini bukan blog butiran debu ya.
sudah #SKIP aja sebelum tambah ngawur, ini dia "DUNIA KELAMBU" yang udah ngasih saya award sekaligus memperkenalkan saya dengan Liebster Award.

Katanya sih , Liebster Award itu , ada peraturannya , dan ini peraturannya .

  1. Post mengenai award ini di blog kamu.
  2. Sampaikan terima kasih kepada blogger yang mengenenalkan award ini dan link back kepadanya
  3. Ceritakan 11 hal tentang diri sendiri.
  4. Jawab pertanyaan yang diberikan kepada kamu.
  5. Pilih 11 blogger lainnya dan beri 11 pertanyaan juga 
Nah , Poin satu nih lagi berjalan .
Poin dua juga udah di atas tadi .
Nih Poin 3nya .

11 Hal tentang diri saya .1. saya orangnya suka BERKHAYAL TINGKAT TINGGI
2. saya suka makan, tidur, nulis, dan mainan internet atau yang berbau IT (sok)
3. saya suka jalan jalan, tapi gak bisa pake transportasi biasa, sukanya pake jet pribadi atau kapal latjar
4. saking sukanya BERKHAYAL sampe sampe poin satu sampe tiga itu termasuk dari khayalan saya :D
5. saya orangnya combro setia, tapi gak ngenes
6. saya suka bercanda, apalagi ngeBULLY orang (hobby)
7. saya orangnya angin anginan, gampang berpindah arus sesuai apa yang lagi buming, arusnya kpop saya ngikut, arus ipop aku juga ngikut, begitu juga yang lainnya (gak konsisten)
8. saya anak boga, jadi otomatis suka masak. apalagi buat kue. tapi tetep paling suka bagian makannya :-D
9. orangnya gak sabaran, emosinal, keras kepala dan gak mau ngalah (egois)
10. kata temenku orangnya boros, tapi aku ngerasa enggak
11. gue pengen jadi penulis, walaupun sekarang lagi gak punya leptop dan sering malas malasan tapi aku tetep yakin kalo aku bisa nerbitin buku (nantinya) :-D AAAAMMMMMIIIINNNNN.........

Poin ke 4 dari Liebster Award , itu menjawab pertanyaan dari yang ngasi award. jadi langsung aja.

  1. tanggal lahir ?
  2. Makanan kesukaan ?
  3. Presiden favorit ?
  4. Pahlawan yang paling kalian idolain ?
  5.  Angka apa yang paling bermakna menurut kalian ?
  6. Mouse tu penting gak buat kalian ?
  7.  Kalo gak punya laptop , senengnnya nonton tv apa denger radio ?
  8. Facebook apa twitter ?
  9. Cewe bule apa cewe Indonesia ?
  10. Pernah kenalan sama cewe bule gak ?
  11. Blog saya keren gak ?
jawabannya: *kaya lagi ujian
  1. 29 november 1994
  2. nasi goreng sama mie *pasaran banget yah?
  3. bapak habibie
  4. Orang tua gue, hahahaha
  5. 29 selain tanggal lahir tapi suka aja, smp gue juga 29 dan rata rata no hp gue belakangnya juga 29
  6. enggak, karena suka kencing dan berak sembarangan jadi gak suka deh
  7. galo gak punya tv ama radio juga gimana gan?
  8. maunya twitter tapi keseringannya di facebook
  9. INDONESIA.......
  10. pernah, kisahnya kaya temenan di e-mail gitu, cuman kemarin dia e-mail gak ku balas, soalnya aku gak ngerti bahasa inggris, mana dia kalo kirim email panjang banget lagi -_______-"
  11. keren sih, imajinatif, dan aku gak pernah baca :-P

dan sekarang sampe di point 5, yaitu blog yang gua kasi award selanjutnya
  1. siapa nama kalian?
  2. apa motivasi biar konsisten nulis blog?
  3. sejak kapan mau nulis? dan untuk apa?
  4. suka blogwalking kemana?
  5. ada keinginan nerbitin buku gak? tentang apa?
  6. paling malas nulis kalo kenapa?
  7. nulis blog biasanya dimana? dan pake apa?
  8. untuk topik postingan nyusunnya berapa lama?
  9. sering dapet inspirasi dari mana?
  10. viewnya blogmu udah berapa?
  11. dari tadi gua kepo, kalo boleh tau lahirnya tanggal berapa?

cukup sekian yah kekepoan gua, maaf baru sempat posting awardnya, soalnya susah kalo lewat HP jadi nunggu internet gratis deh, oke gan? see you and bye bye.......

dalam waktu dekat aku mau nulis nih, udah kangen ama ngeBLOG.......

Pacar? Maaf anda siapa saya?

Malem mblo? Apa kabarnya? Pasti bahagia?

Jomblo memang wajib bahagia! Jangan malah merasa terkutuk!

Gue salah satu jomblo bahagia.

Gue bukannya bahagia dengan kejombloan gue, tapi gue memang penentang keras orang orang berpacaran.

Kenapa kok gitu? Mungkin karna gua belum pernah pacaran kali yah? Makanya gak tau rasa manisnya cinta.
Pacaran cuma sekali aja tapi #ahSudahlah -_____-"

Jadi gini mblo, menurut gua yang terkutuk itu justru orang orang yang pacaran, kenapa?

Jadi gini, pacaran di era sekarang ini sudah gak karuan, banyak syaratnya

pertama kalo lo pengen pacaran, lo musti siap sakit hati.
Jadi maksudnya bukan doain nanti putus ditengah jalan, tapi emang pasti putus biarpun gak gue doain.
Karna prinsip orang pacaran itu bukan buat cari "pendamping hidup" lagi kaya jaman dulu, tapi diganti jadi "nyari pasangan yang pas di hati"

Woy, kita ini manusia apa bukan sih? Punya otak kan? Bisa mikir?

Tapi kenapa mau pacaran?

Udah jelas orang pacaran buat "nyari yang pas dihati". Loe kira kita kita ini pakaian di mall?

Yang loe liat, lalu di bawa kekamar pas dan dicoba.

Kalo gak pas? Di kembalikan lagi, sukur sukur loe dilipet lagi kaya tadi, kebanyakan kalo gak pas langsung di lempar ketumpukan.

Dasar loe MANTAN! #LOL

Buat apa kita nyari yang pas? Emang gak bisa apa kita liat nomor celana atau baju kita dulu? Jadi gak perlu dicobain satu satu, nanti yang laen malah dapet bekas loe semua.

Lalu yang keDUA.
Orang pacaran itu udah kaya pemerintahan.
BANYAK ATURANNYA.

Pasal satu
Kalo PACAR mau kemana mana wajib ijin dulu.

Woy, loe siapa sih? Jejaring sosial? Atau buku diare? Yang wajib dilaporin ama kegiatan kegiatan pacar loe?

Pasal dua
Gak ngabarin = putus

Loe kira karet gelang? Seenaknya aja bisa putus tanpa alasan yang jelas

Pasal tiga
Orang pacaran itu gakGUNA! .. .. ..

Eh lo ngaca dong, kita ada didunia ini karena apa?
Karena orang tua kita.
Mereka udah ngerawat kita, udah jagain kita. Bahkan udah manjain kita sampe seGEDE ini.

Lah sekarang udah gede, mau maunya loe diPERBUDAK orang yang baru loe kenal.

Siapa yang baru loe kenal?
Ya itu tadi PACAR loe.

Dia itu siapa? Dateng dateng kok cuma buat ngatur kita, mau keluar ijin dulu, kalo dilarang? Nurut aja.

Kalo diminta anter jemput? Nurut, nanti takut kangen kalo gak ketemu.

Buat yang cowo, gak boleh ngerokok, disuruh kerja biar mandiri.

Eh, orang tua gue itu, mati matian usaha biar gue bahagia, kok loe mau nyiksa gua dengan jalan nyuruh ini itu, nglarang sana sini.

Udah lah guys, kita sekarang SADAR, kita itu udah durhaka sama orang tua kita, kita udah bnyak salahnya.

Kalo orang tua kita nasehatin dibilang ceramah, tapi kalo pacar yang nasehatin senengnya minta ampun, dibilang perhatian lah, t** kucing lah.

Kalo orang tua ngelarang ini itu dibilang ngekang, tapi kalo pacar? Katanya bukti kalo dia care atau sayang ama kita.

Buka mata loe BRO, SIST!
Kita itu diperbudak sama pasangan cinta monyet kita, tapi sebaliknya kita kaya gak punya hati sama orang tua kita, orang tua kita itu yang ngelairin, harusnya kita nurut sama mereka, bukan sama pacar!

Memangnya ortu loe harus pacaran dulu ama loe biar mereka bisa nasehatin loe, bisa ngekang ngekang loe?

Udah lah bro, gak perlu kita buang waktu buat nyari pengalaman pacaran, kita masih muda. Waktunya kita manjain orang tua, kita rawat mereka kaya dulu mereka rawat kita.

Jangan bisanya cuman perhatian ama pacar, pekanya ama pacar, dan manja manjain pacar.

Tapi waktunya kita rawat orang tua kita, yang udah ngasi makan kita, yang udah ngasi ilmu kita, yang udah ngasi hidup ke kita sampe sejauh ini.

Secara manusiawi orang itu pasti tau mana pasangan yang pas sama kita, yang bisa ngerti dengan orang tua kita, yang bisa diajak bersama sama menegakkan tembok tembok rumah tangga.

Jadi buat jomblo, gak usah ngiri karna gak dimanja manja, gak diperhatiin.
Apa yang kalian cari itu ada sma orang tua kita, bukan ama pacar. Okey.

Jadi jangan nyesel ama kejombloan loe, kelak loe dapet pacar, langsung sehidup semati loe.

Hahaha. Gua nulis blog udah kaya orang lagi kesurupan setan jomblo.

Penuh emosi dan gak jelas titik komanya, tapi gak papa. Yang penting gue puas curhat curhatannya.

Hahaha, sampe ketemu di next post!

See you bye bye :-* *BOW

Gua MAHAsiswa? siswaMAHA?

Apa yang ada dipikiranmu kalo denger kata mahasiswa?
.anak kuliahan
.demo
.rusuh
.buat onar
.tawuran
.udah gede
.ip tinggi
.tujuh tahun
.calon pengangguran
.cari pacar
.banci

-______-" kayanya pada gak genah ya sosok mahasiswa tuh.
Dan kebanyakan orang pasti nganggep mahasiswa itu suka demo dan rusuh
Bahkan ada juga yang bilang kalo mahasiswa itu banci, sukanya kroyokan dan teriak teriak di jalan
Katanya juga mahasiswa suka nyewa preman buat disuruh demo di barisan paling depan "-_____-

Para mahasiswa jangan pada sakit hati yah? Ini kan cuma pandangan orang aja, bukan KEBENARAN-nya

Klarifikasi:
Sebagai seorang mahasiswa baru (MABA) saya hanya bisa tertawa saat mendengar semua pendapat atau pandangan orang terhadap mahasiswa.

Sebagai mahasiswa kami memiliki yang namanya tri dharma perguruan tinggi.

Diantaranya ada:
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Penelitian dan pengembangan
Dan yang terakhir adalah
3. PENGABDIAN TERHADAP MASYARAKAT

Nah sebagai seorang mahasiswa sadar akan perannya, kami melakukan semua ini semata mata karna tanggung jawab.
Bukan karena gak ada kerjaan, ataupun hobi teriak teriak di jalanan.
Kami melakukan ini sebagai bentuk protes atau mengemukakan pendapat.
Sebagai pengabdi masyarakat, kami harus membela rakyat kita, kami harus menyuarakan lolongan serta penderitaan mereka.
Karna kami sadar hanya dengan tangan dan suara kamilah arah negara ini berada.

Namun pandangan masyarakat kenapa berbeda?

"jangan nilai buku dari covernya" ada yang setuju dengan istilah itu?
Kalo boleh jujur, saya sangat TIDAK SETUJU
Pertama, manusia itu gak lebih kaya novel ataupun buku cerita. secara garis besar kita akan tau seseorang pasti saat melihatnya pertama kali. Dilihat dulu kualitas covernya, maka setelah itu gairah untuk membaca pun akan keluar selanjutnya.
Bahkan banyak orang gak jadi beli buku karna cover kurang menarik hatinya.
Jadi penilaian orang itu pasti dari covernya.
Jadi sebelum masyarakat itu tau kualitas buku kita, maka kita benahi dulu cover kita.
Kita mungkin gak sadar kalau cover kita itu sudah dirusak oleh orang lain, dimana seolah olah mahasiswa itu buruk, kami bertindak demikian karna ketidak adanya ketegasan pemerintahan kita. Kita terlalu di acuhkan, hanya dianggap gonggongan.
Coba saja sebagai mahasiswa kita di beri posisi dalam peran pemerintahan, mungkin dengan jalan diskusi terbuka bersama lembaga pemerintahan. Pasti kami tak perlu teriak teriak di jalanan.

Tapi ya sudahlah kita gak bisa salahkan pandangan rakyat atau tindakan lembaga pemerintahannya.
Kita hanya perlu memperbaiki cover kita.

#aku jadi kaya orasi hitam :-D
#SKIP

Jadi kita balik lagi ke MABA, jadi mahasiswa baru itu seru, asik, dan nasionalis. Hahahaha
Gak tau kenapa setelah PAMB [Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru] rasanya terlalu sayang kalau kita hanya berdiam diri di ruangan kampus sambil coret coret binder baru, kenapa kita gak bertindak aja? Kita beraksi. Jangan cuma coretin binder tapi tuker tukeran isi binder -_____-" *KrikKrikKrikKrik
Aku punya harvest banyak, doraemon ama naruto lengkap.
Lalu ada princes, helokiti ama ben tuju juga -_____-"

Sebagai makhluk berilmu, berfikiran serta memiliki rasa keluargaan yang tinggi, marilah kita memperjuangkan hak rakyat, apa gunanya sekolah tinggi tapi diBODOHI?

Gak perlu dengan jalan orasi, namun hanya dengan melindungi rakyat ini, jangan takut dengan kebenaran, namun tegur dan benahilah apa bila ada kesalahan, kalau bukan remaja seperti kita ini, mau siapa lagi?

Kita adalah kendali penuh NEGRI ini.

Terima kasih untuk kakak tingkat yang menyadarkan peran kami, menyadarkan arti mahasiswa ini

Dan terima kasih teman teman seperjuangan, mahasiswa baru yang akan memperjuangkan negri ini, jadilah mahasiswa yang berprestasi dan membanggakan negri.

#NP
For, kelompok 1 dan 2 fekon. Universitas mulawarman beserta kakak BEM, DPM dan kakak kakak tingkatnya

KAWAN,

Kawan, kita bukanlah mentari yang slalu siap menyinari
Kita juga bukan rembulan yang sanggup menerangi
Namun, kita tak lebih dari hujan. Yang akan muncul saat mendung menyelimuti

Kawan, kita memang tak terus bersama seperti ini
Namun janganlah kau lupakan kami
Walau hanya pertemuan singkat ini
Tapi senyumanmu kan slalu terngiang di hati

Kawan, jadi lah mendung dalam setiap hujan ini
Jadilah pemicu semangat hari ini
Agar disaat kau ada, kami selalu menyertai

Ini memang bukan rangkaian kata yang indah
Namun ini hanyalah bukti
Bukti persahabatan ini
Bukti keberadaan kami saat ini
Tak perlu seperti puisi yang menyayat hati
Namun rangkaian kata dari hati ini sudah mewakili

Jika tua nanti kita tak bisa bersama lagi
Maka inggatlah HARI INI

Apa PLN patut di caci maki?

Maaf, mau klarifikasi aja. Kayanya titik permasalahan terbesar ada di kata "tinggal pake", jadi maksud saya. Selaku masyarakat kita kan hanya pengguna dari listrik ini. Jadi otomatis soal biaya ini bukan menjadi alasan.
Bayar listrik itu sudah masuk kategori kewajiban/kebutuhan pokok.
Jadi sudut pandang yang saya ambil diluar dari biaya listrik, karna kita sudah make, jadi gk perlu ngeluh buat bayarnya.

Makanya kita simpan aja dulu soal biaya, saya tau kok susahnya cari uang, saya tau juga kalo kita pengen pelayanan yang terbaik.

Cuman disini peran kita kan sebagai pengguna/pemakai listrik, jai kita kan tidak perlu mengatur dan mengolah SDA dulu.

Masa iya kita cuma mau tau bayar listrik, make sama menghujat petugas PLN?

Apa gak pernah kita mikirin kalo posisi kita sbgai petugas PLN?

Sebagai rakyat mbok yo kita lebih berfikir dngan selektif.

PLN itu cuma bisa melakukan yang terbaik, mereka berfikir keras buat mengantisipasi "krisis listrik" provinsi kita, lakok kitanya malah nyumpahin mereka.

Memangnya siapa lagi yang bisa bantu krisis ini kalo bukan kita?

Setidaknya kita fikirkan nasib provinsi kita aja dulu, jangan memandang negara.

Tanah yang kita injek udah tambah tua, air yang kita minum luar biasa tercemarnya, sementara pendatang baru semakin banyak ke samarinda, hutan di tebang buat dijadikan perumahan atau bahkan lahan mencari nafkah para trans.

Sebagai pendatang hasil transmigrasi kadang kita belum puas sama pohon yang kita tebang habis, maunya jalanan di cor mulus juga, belum lagi kalo permasalahan listriknya yang belum ada demo lagi minta cepat di pasang.

Kependudukan provinsi kita makin lebar, sementara daya listrik mintanya sampe kepelosok pelosok desa.

Alhasil dengan semua perkembangan itu kebutuhan listrik kita meningkat, sementara daya tampung listrik kita?

Bahkan sejauh ini krisis listrik kita mencapai 25MW dari jangkauan yang ada, apa difikir nambah pembangkit listrik semudah kita nyalain tivi sama ngecas HP?
Enggak, provinsi ini punya struktur pemerintahan, memang semuanya dari rakyat dan untuk rakyat.
Tapi, masa yang di urus cuma listrik? Semuanya butuh PROSES.

Jadi wajar kalo daerah kita sering mati lampu, oke?

Memang gak ada hak sih buat kita untuk mikir sejauh itu, tapi setidaknya kita bisa saling sharing tentang masa depan tempat tinggal kita.

Provinsi kita ini provinsi tertinggal, tapi negara kita gak pernah ngelirik kesini.

Karna provinsinya kalimantan ini di anggap sudah kaya dengan SDA yang melimpah, padahal SDM yang ada bobrok.
gak seperti yang negara fikirkan, batu bara di eksport sembarangan, sungai mahakan dijadikan TPA bagi masyarakatnya, hutan di tebang buat di jadikan perumahan oleh warga. Itu semua apa yo bener?

Aturan kita malu lo, kita yang mayoritas pendatang bisanya cuma menghabiskan kekayaan SDA yang ada.

Gimana coba perasaan suku etnic kita?
kalo provinsi dan tanah lahir mereka sudah gak layak huni?
Kalo kita yang pendatang sih bisa kembali ke daerah asal kita, tapi suku etnic yang ada?
Memang gk semua orang yang ada di samarinda cuma tinggal setahun dua tahun, bhkan ada yang puluhan taun, tapi kalo status kita memang pendatang? Apa boleh dikata?

_________________

Memang sekarang bukan jaman.a penerangan api lagi, tapi apa salahnya kita perduli?
Walau jamannya sudah gadget, tivi dan ketergantungan sama listrik tapi setidaknya kita harus toleransi.

Periksa rumah kalian, introfeksi diri kita, apa baiknya kalo cucukan hape, gadget serta laptop tidak di cabut dari stopkontak?

Udah siang lampu gak di matikan, bahkan siang malam kipas dan AC gak bisa berenti, belumlagi tivi yang malah nonton pemilik rumahnya, sekarang ini bukan lagi tivi yang di tonton pemilik rumah.

Kalo terus begini, gimana nasib tempat tinggal kita?
Apa lubang ozon jadi lebar?
Atau efek rumah kaca bisa berhenti?

Memang susah buat menyatukan pendapat orang, yang ada malah saling maki dan menjatuhkan.

Kecuali kalo kutub utara sudah habis karna kita gk bisa mengendalikan efek rumah kaca, ozon serta LISTRIK kita.
Mungkin kita baru nyesal dan sadar.

Bukan maksud saya mengGURUi, tapi gak ada yang salah kan kalo pelajar juga ingin menyuarakan pendapatnya?

Kita harus lebih legowo untuk menerima dan mendengarkan pendapat orang, jangan malah emosi dan kepanasan.

Kalo kata anak abege sekarang tuh "keep KALEM and stay WOLES"

Sangat disayangkan loh kalo kita itu dianggap berkepribadian buruk gara gara kata yang keluar dari mulut atau tulisan kita sendiri.

_______________

Mari sharing dengan tertib, kendalikan mulut dan hati kita dari kata kata dan tulisan gak enak dipandang mata.
Sayang kalo bulan ramadhan kita sia sia.

Mari diskusi sehat, lanjut aja ke link ini lagi kalau mau komen»»

Hari pertama (sonichi) 6

Ghaida tertawa sinis sambil memegang ganggang telfon rumahnya!
"Oke deh bil! Pokoknya besok kita harus jalankan rencana kita dengan mulus! Dan ini akhir dari segalanya" kembali ghaida terkekeh dan meletakkan ganggang telfon itu pada tempat semula.
Seolah telah puas dengan rencana barunya, ghaida bisa segera tidur dalam kebencian dihatinya!
Rasanya aku udah gak sabar pengen lihat reaksi stella di saat semua orang benci padanya, akulah sahabat terbaikmu stel. Bukan melody dan jeje
Ghaida segera menarik selimutnya dan bergegas memejamkan mata karna sudah tak sabar menanti esok paginya.

***

Kring . . . . . .

Suara bel international art school 029 sudah berdering, stella bergegas mempercepat langkah kakinya untuk menggapai pagar sekolah yang sebentar lagi pasti ditutup.
Namun saat jaraknya tinggal beberapa meter dari pagar sekolah tiba tiba stella memperlambat langkahnya, dia terlihat ngos ngosan dengan peluh yang menetes di sisi wajahnya, ini bukan pertamakalinya stella terlambat dan bukan pertama kalinya juga stella harus berada di luar gerbang untuk menunggu jam selanjutnya.
Stella mendudukkan diri disebrang jalan depan sekolahnya sambil memperhatikan siswa siswi yang duduk di depan gerbang sambil bercanda tawa dengan teman teman yang sama terlambatnya.
Stella berkali kali menengok jam tangannya tanda mulai bosan, masih dua jam lagi batin stella yang mulai menyesali keterlambatannya.
Memang susah sekolah ditempat begini, selain biayanya tinggi aturannya juga gak kalah ketat.
Sampai sampai stella sering menunggu jam pelajaran selanjutnya karena terlambat datang, dan yang gak kalah bikin stella bosan yaitu keberadaan sahabat yang biasanya menemani keterlambatannya terutama jeje yang memang suka berangkat bareng stella.
Ada sedikit kesedihan dalam diri stella, dia mulai merasakan dampak dari persahabatannya.
Stella sebenarnya sudah tak tahan harus jauh dari jeje dan melody, stella kangen bercanda dengan mereka, diperhatikan sahabat sahabatnya, mendapat nasehat nasehat yang keibuan dari melody serta bernyanyi nyanyi dan akustikan bersama, stella pengen semua itu kembali.

Sekarang stella harus kemana mana sendirian, gak ada dua sahabat disampingnya.
Walaupun sekarang ada farel yang menemaninya namun beberadaan farel itu tak membuat stella setenang bersama melo dan jeje!
Farel mungkin bisa mengerti stella, tapi melo dan jeje lah yang peka dengan stella, bahkan tanpa harus cerita ke melo dan jeje kadang mereka sudah mengerti dan tau apa yang stella rasakan.

Lama stella melamun dan mengorek kembali sahabat sahabatnya, sampai akhirnya stella dengan sangat mantab ingin meminta maaf pada mereka berdua, stella sekarang tau bahwa yang dia butuhkan bukan simpati dari orang serta posisi tinggi, namun orang yang tau dan faham dengan dia lah yah ia butuhkan.
Dari pada membuang waktu stella meraih ransel dan mencari naskah dramanya, lebih baik dia menghafal naskan dari pada harus melamun, karena hari ini akan ada latihan penuh dengan semua pemain.
Tak terasa satu minggu lagi stella akan melihat seorang ratu tahun ini adalah sahabatnya. Dan akhirnya tumbuh sedikit kebanggaan pada diri stella.
"Tak kusangka, ternyata udah hampir sebulan kita gak bareng" stella membatin dan bergegas lanjut menghafal naskahnya.

***

Jam pertama pelajaran sudah berakhir.
Stella terhuyung lesu melewati koridor yang di hiasi siswa berlalu lalang, ada sebercak peluh diwajahnya, namun stella sudah tak memikirkan hal sesepele itu.

Ada sedikit kerinduan dalam diri stella, dia ingin sekali berlari kekelas dan memeluk sahabatnya, namun itu semua tak dapat iya lakukan, langkahnya tak bisa ia percepat, dan hatinya dipenuhi kegelisahan.
Namun dengan terhuyung lemas stella sudah sampai didepan kelas juga, dia tak berharap untuk bertemu dua sahabatnya hari ini!

Dengan terus menundukkan kepala stella coba mengabaikan hatinya untuk memandang jeje dan melody, dia segera duduk lalu mengeluarkan buku bukunya.

Namun belum sempat stella mengelap peluh dan mempersiapkan buku, mickrofon sekolah berbunyi. Pertanda ada pengumuman untuk siswa yang ternyata guru guru akan melaksanakan rapat tahunan serta ada rapat osis untuk pembahasan ulang tahun sekolahnya, dan yang terpenting adalah panggilan untuk pemeran drama musikal agar berkumpul di aula, karna latihan gabungan akan dilakukan sekarang untuk mengisi jam yang kosong.

Stella menarik nafas penuh beban, dan secara refleks menolehkan matanya kearah melo dan jeje, dia ingin menggenggam tangan mereka.
Namun ini semua sudah terlanjur! "Aku gak boleh terus seperti ini, aku kuat tanpa mereka, lagian mereka kan udah gak perduli sama aku" stella beranjak dari kursi dan pergi ke aula.

Namun baru saja keluar dari pintu kelas, tiba tiba ada tangan yang merangkul dibahu stella sambial menyerahkah sebatang coklat dengan satu tangannya, stella menolehkan pandangan dan meleberkan senyum.
"Thanks rel"
"Santai aja" jawab farel singkat lalu melanjutkan langkahnya sambil bercanda ria.

***