semua tentang perasaan
By. Hadi wardoyo
seusai aku memanjatkan doa segera kutaburkan sisa bunga yang aku sengaja sisakan untuk dimakam kakak.
"kakak? Jangan pernah berhenti do'akan loli yah?"
tanpa kusadari air mataku menetes secara perlahan
"aku takut hidup dibumi yang KEJAM ini kak? Aku gak bisa terus hidup sendiri seperti ini?, aku merasa diriku sudah tak ada harganya lagi? Namun cuma ini jalan satu satunya yang bisa lita ambil? Maafkan loli ya kak?" segera ku hapus airmata dipipiku
"orang yang sudah tak punya harga diri sepertiku tak patut menyesal dan menangis" gumamku dalam hati, aku beranjak meninggalkan makam, namun tak selang beberapa meter, aku merasa ada yang sedang mengikutiku, rasa khawatir dan ketakutan muncul seketika, naman apa daya? Aku hanya bisa berusaha lari dengan sekencang kencangnya. Hingga tak selang beberapa menit aku menemukan angkot yang lewat.
Dengan nafas yang terengah engah tanganku melambai mengisyaratkan kalau aku ingin naik angkot itu.
sesampainya dipaviliun segera aku bersiap untuk janji nanti malam.
***
aku dan om jalang itu janji bertemu di cafe, pria berpakaian kemeja warna biru telur asin serta celana hitam panjang, tubuhnya kira kira 159cm berprawakan sedikit gemuk/berisi.
Segera mataku mencari cari kriteria itu, "itu dia" ucapku saat melihat orang tersebut segera kuberjalan kearahnya, namun ada yang aneh, OM itu tak datang sendiri, ditemani seorang pria yang kira kira seumuran denganku, mana mungkin ada om - om yang membuat janji denganku tapi datang bersama anaknya? Aku mulai bertanya tanya, lalu kalau bukan anaknya siapa dia?
"permisi?" sapaku ramah dengan senyum yang semanis manisnya.
"oh iya, silahkan? Kamu lolita yah?" sapa om jalang tersebut padaku.
"iyah" jawabku singkat, aku merasa aneh, kenapa baru kali ini ada om om yang membuat janji denganku namun tak menunjukkan ke genitan.a saat bertemu denganku, apa karna ada pria itu?"
"kenalkan? Ini tuan saya, namanya venus, dia lah yang sebenarnya ingin membuat janji denganmu, namun karna dia beberapa hari ini sibuk sehingga aku yang datang ketempatmu, kalau begitu saya permisi dulu?" terang om om itu dengan sopan.
Semua pertanyaanku sudah terjawab.
namun seperti ada pertanyaan baru dalam diriku.
"umurmu masih seumuran denganku, kamu ganteng dan juga kaya, wanita mana yang tak terpikat dengan kegantengan dan kekayaanmu?, kenapa kau harus membutuhkan jasaku?" tanyaku panjang lebar, mengungkapkan tanda tanya baru itu.
Namun anehnya dia tidak berusaha menjawab pertanyaanku itu, bahkan ekspresinya begitu dingin dan acuh.
"kau kenapa?" tanyaku lagi dengan rasa penasaran.
"ayo kita pergi dari tempat ini"
dia menarik tanganku, aku merasakan tangannya bergetar.
Segera kutepis genggamannya di lenganku, "tak perlu kau tarik tarik aku?, aku bisa jalan sendiri, lagian kenapa tanganmu bergetar seperti itu? Apa kau tak pernah memegang seorang wanita?" aku berbicara tak ada hentinya, namun dia hanya menatapku dengan ekspresi yang sama, lama kita saling menatap, tiba tiba dia memegang tanganku dan meletakkan tangku di dadanya.
Matanya tak lepas memandangku, begitu banyak tanda tanya baru dalam diriku, ada apa dengan pria misterius ini? Aku merasakan detakan jantung yang tak wajar, begitu cepat detakan itu.
Segera kutarik tanganku kembali.
"sebenarnya kau kenapa?" Untuk kesekian kali aku menanyakan pertanyaan yang serupa.
Namun dia tetap diam dengan eksprisi itu.
"ayo ikut aku" jawab pria itu dengan nada dan ekspresi yang dingin serasa menarik lenganku kembali, namun aku tetap memberontak.
"aku tak akan ikut denganmu sebelum kau menjawab semua pertanyaan pertanyaanku tadi?" pemberontakanku terus berlanjut, nada bicarakupun mulai meninggi.
Tapi tanpa kuduga dia malam memelukku diringi dengan airmatanya yang mulai menetes.
Aku tak sanggup berbuat apa apa, badannya yang lebih besar dariku membuat aku tak mampu memberontak darinya, selain itu aku merasakan suatu hal yang berbeda.
Badanku turut bergoncang dengan detak jantung.a yang begitu cepat, bahkan jantungku pun mulai berdetak sepersekian second, seirama dengan jantungnya.
"sebenarnya kau siapa?" entah kenapa tiba tiba aku merasa ada kesedihan yang menyelimuti saat ini, keadaanku baik saja, aku tak ad kenginginan untuk menetaskan air mata, namun entah kenapa airmataku malah mengalir keluar dari pelupuk mataku.
Badanku seakan bergetar tiba tiba.
"aku tau kau tak bisa dan kau juga pasti mengertikan dengan pertanyaanku? Kau itu siapa dan apa maksud semua ini?, kau adalah orang teraneh yang pernah kutemuai"
pelukan eratnya perlahan mulai terlepas dari tubuhku, aku tak berani menatapnya, aku bahkan menjadi takut dengannya.
"kenapa kau menangis?" dengan penampilan dinginnya dia menhapus airmataku
"kau juga kan menangis" jawabku asal karna aku sendiri tak memiliki alasan yang pasti kenapa aku menangis
pria itu segera menarik kepalaku dan menyodorkan kepalanya ketelingaku "kau bisa anggap aku sebagai KAKAKmu" bisiknya perlahan di telingaku
=>> bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hidup ini perjalanan.
dan tulisan adalah kenangan
apa yang kamu coretkan, itulah yang akan selalu di ingat oleh setiap orang.