semua tentang perasaan
By. Hadi wardoyo
"hahaha, selain aneh kau juga sinting dan gila?, baru saja aku melihatmu, kau sudah menyuruh aku menganggap kau sebagai kaka" aku tertawa terkekeh mendengar ungkapan yang menurutku terlihat seperti lelucon itu
"namaku memang venus, tapi kau bisa panggil aku ARYA"
perlahan aku mulai mundur dari hadapannya, bahkan aku merasa menjadi orang gila, aku tak tau ini apa? Apa ini lelucon?
Akupun segera bergegas pergi dari hadapan venus, dan dia tidak memberikan sedikit perlawanan ataupun menghalangi kepergianku.
***
tok tok tok!
Terdengar tante sinta mengetuk pintu kamarku, entah kenapa pagi ini aku enggan untuk beranjak dari tempat tidurku.
"iya tan?" jawabku sambil berlari membukakan pintu, "ada apa tan?" tanyaku singkat, namun tante sinta tak juga menjawab pertanyaanku, namun dia malah menatapku dengan tatapan sedikit aneh, "tan?" untuk yang kedua kalinya aku memanggil belia yang terlihat menatapku aneh.
"mata kamu kenapa? Kamu habis menangis yah?"
"hmmm, enggak koq, ini surat buat saya kan?" aku segera mengambil surat tersebut dan masuk kembali kedalam kamar.
Seperti hari hari biasa, aku buka surat itu segera, namun terlihat ada yang berbeda, biasanya surat yang diberikan tante sinta berisi janji nanti malam + kriteria/ciri ciri orang yang bersangkutan.
Namun kali ini isinya hanya secarik surat yang berisikan nomor telfon.
Segera aku layangkan pesan padanya melalui handphoneku.
Tak lama ada respon dari nomor yang bersangkutan, bukan membalas pesanku, namun telfon balik kepadaku.
"hallo? Maaf, ini dengan siapa yah?" sapaku dengan nada sopan
"aku VENUS, aku ingin bertemu denganmu siang ini"
"maaf aku tak bisa" segera aku mengakhiri percakapan di telfon itu.
Aku bahkan tak tau apa maunya, dasar orang gila!
Selang beberapa detik ponselku bunyi kembali, namun aku tak memberika respon terhadapnya.
Kembali ku lemparkan badanku di atas pembaringan.
Kepalaku terasa pusing, aku tak tau harus berbuat apa lagi dengan pria aneh dan gila itu.
Untuk kedua kalinya ponselku berbunyi, namun kali ini berupa pesan singkat, "kalau memang kamu ingin tau tentang kakakmu, temui aku siang ini di taman kota"
pesan itu bukan membuat aku menjadi tenang, namun malah membuat sakit kepala dan tanda tanya baru dalam diriku.
Segera aku mandi dan bersiap untuk pertemuanku dengan lelaki aneh itu.
"tan aku mau jalan yah?"
"mau kemana kamu siang siang begini?"
"aku ada janji" itulah jawaban singkat yang aku berikan ke tante sinta sambil bergegas lari mencari angkutan kota.
Entah kenapa, perasaan benci ku terhadap venus justru membuat aku tak sabar untuk segera tau apa yang akan dia katakan dihadapanku nanti.
Sudah beberapa menit perjalananku, akhirnya sampai juga dihadapan taman kota, aku mulai penasaran dengan apa yang akan dia lakukan lagi terhadapku.
Aku merasa benci terhadapnya, namun ada secuil rasa yang aku sendiri tak fahami dari orang itu, semua lamunanku tentangnya buyar saat pansel yang kugenggam bergetar.
"aku ada di belakang tepat kamu berdiri saat ini" segera kutolehkan kepalaku mencari cari keberadaannya.
Aku mengernyitkan dahiku, berasa tak percayanya diriku melihat sisik lelaki itu, dia jauh lebih tampan dibandingkan tadi malam.
Aku bergegas mendekatinya "apa yang ingin kau katakan?" aku membuka percakapan dengan nada yang terdengar ketus dan sinis
"duduklah" untuk yang kesekian kalinya dia menarik lenganku lagi, seraya membimbingku agar duduk disampingnya.
Suasana menjadi hening, tak satupun kata yang terucap dari bibir kami, bahkan aku pun tak berani bertanya serta menatapnya, "ada apa denganku?, kenapa aku bisa seperti ini, sungguh tak pernah aku mengalami keadaan segugup ini, benar banar rasa yang tak biasa"
"aku minta maaf?"
"untuk apa?" aku mulai bingung dengan pernyataan maaf itu.
Diap pun berpindah kedepan ku dan berlutut disana, hingga akhirnya terjadi tatapan diantara kami berdua, panas tubuhku terasa berkumpul dikepala, tanganku pun mulai bergetar, dan ku alihkan pandanganku dari wajahnya.
"kenapa kau tap pernah mau menatapku?"
"kau tak usah banyak bicara? Aku tak memiliki waktu banyak untukmu, jadi lebih baik kau katakan apa alasanmu ingin bertemu denganku?"
"ini salah satu alasannya, kenapa kau tak pernah berani menatapku?"
air mataku mulai menetes, dan getaran ditanganku terasa semakin dahsyat, "apa alasan aku tak mau menatapmu sangat penting?" ako lontarkan pertanyaan itu diiringi tangisan yang mulai memuncak
"kau tak berani karna kau jatuh cinta kan kepadaku?, itu terbukti karna kau selalu bergetar hebat saat menatapku? Apa kau ingat denga peter? Cinta pertama yang sudah meninggalkanmu, karena dia tau kau anak seorang preman?, ingatkah kau perasaan saat bertemu dengan.a? Apa perasaan itu sama dengan perasaanmu saat bertemu denganku tadi malam?"
"tutup mulitmu yah? Kau jangan pernah sok tau tentang hidupku?" lolita segera bangkit dari tempat duduknya dan mendorong tubuh venus hingga terjatuh dihadapannya.
=>> bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hidup ini perjalanan.
dan tulisan adalah kenangan
apa yang kamu coretkan, itulah yang akan selalu di ingat oleh setiap orang.