semua tentang perasaan
By. Hadi wardoyo
aku segera bangkit dari kursi dan berlari meninggalkannya, namu selang beberapa detik langkahku berhenti, venus sudah memelukku dari belakang!
Dia berusaha menenangkanku, dan minghuburku sembari mengajakku duduk di kursi taman itu lagi.
"kau tau apa tentang kakakku, dan peter?"
"aku adalah kakak kandung peter!"
badanku terasa tersengat listrik beribu ribu volt!
"jadi??? Lalu apa yang kau inginkan dariku?"
"apa kau masih sayang dengan peter?"
"tidak!!! Aku bahkan sudah lupa dengan orang itu"
"sebenarnya peter meninggalkanmu bukan karena dia tidak suka dengan profesi orangtuamu sebagai preaman, namun dia memiliki alasan sendiri"
"alasan? Dia tak pernah bercerita padaku, tapi yasudahlah! Tak ada gunanya kita membahas dia, toh mungkin dia sekarang sudah berbahagia dengan orang lain"
aku beranjak bangkit "kurasa sudah tak ada lagi yg perlu kita bicarakan" sambungku singkat dan segera beranjak pergi, namun lagi lagi venus menarik lenganku, "kenapa lagi? Hobi banget kamu menarik lenganku?"
"kau harus mendengarkan penjelasan dariku?, peter itu tidak seperti yang kau fkirkan selama ini, bahkan dia rela berkorban demi kamu, kamu sendiri tak tau kan apa kabar peter sekarang?"
"untuk apa aku perlu tau kabarnya, toh dia kan sedang berbahagia dengan tambatan hatinya?"
setitik air mata terlihat mengalir dari wajah venus "peter sudah meninggal?"
"lelucun yang menakjubkan, itu tak akan membuatku terharu dan kesian terhadapnya"
"hari hari peter gak pernah tenang? Dia selalu di bayangi dengan ancaman ancaman dari orangtua mu? Kamu juga tak tau kan kalau peter mengidap penyumbatan di otaknya? Sehingga dia harus dioprasi di singapur, dia berpesan padaku, kalau memang poprasi itu gagal aku harus menjagamu dan harus menerima donor mata darinya, namun menurut penjelasan dari dokter mata itu tidak bisa didonorkan kepadaku, karna ada ketidak cocokan yang aku sendiri tidak fahami itu, sehingga aku tetap tak bisa melihat dan menemuimu, dan........,"
"dan apa lagi?, kenapa kau bisa melihat sekarang?"
"ini adalah mata kakakmu"
perasaanku sudah tak dapat digambarkan lagi, kemarahan dalam diriku sangat memuncak, bahkan dia yang merenggut hidup kakakku.
Aku tak mampu berkata apa apa, aku hanya bisa menangis, "apakah aku harus benci padanya?" aku hanya bisa bertanya pada diriku, ini semua karna aku mulai merasakan rasa baru pada dirinya, yah, sepertinya aku cinta dengan venus, namun aku sendiri tak faham, apakah benar rasa cinta bisa timbul begitu cepatnya?
"mungkin kamu tau kecelakaan yang dialami oleh kakakmu? Sibuta penyebab kematian itu adalah aku!, kau boleh menampar ataupun meluangkan emosimu padaku? Aku memang sudah mengecewakanmu, aku sudah merenggut banyak kebahagiaanmu, selama perjalanan kerumah sakit kakakmu selalu menyebut nyebut namamu, sebagai permintaan terima kasihku dia memberiku tugas agar aku menjagamu, aku memang orang yang buta! Namun aku harus bertanggung jawab dan berterima kasih pada kakakmu, sehingga aku menerima perjanjian itu"
tak sampa 1 x 24jam dia sudah pergi meninggalkan dunia ini, dia meninggalkan selembaran yang isinya pesan bahwa aku harus menjagamu dan merubah hidupmu, oleh sebab itu sebagai ganti kesepakatan itu, dia mendinorkan matanya padaku, awalnya aku tak mau menerima semua itu, namun aku merasa sudah tak punya apa apa, aku dan peter hanya hidup sendiri, ibuku yang single perent sengaja memberiku nama venus dan adikku peter, dengan harapan walau kami hidup dalam kehampaan dunia ini, namun kami harus tetap berdiri tegak dan tak mudah runtuh serta goyah, seperti tata surya di angkasa sana!, namun ibuku sekarang sudah tiada." perlahan venus merebahkan badan dan kepalanya dipundakku, isakan tangisnya terasa begitu dalam, sementara aku tak dapat berbicara apa apa.
"selma berbulan bulan aku sengaja tak langsung menemuimu, karna aku harus beradaptasi dengan mata baruku, selain itu aku hanya bisa mengawasimu dari kejauhan, menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan semua ini, namun di balik aku hanya mengawasimu, perasaan yang berbeda keluar dari dalam diriku, aku seperti nyaman saat melihat mu, hingga aku siap untuk menemuimu kemarin malam."
suasana taman yang padat dengan aktifitas warga yang sekedar mencari udara segar maupun aktifitas lainnya terasa begitu acuh dengan keadaan kami.
Seolah olah kami hanya merenung berdua disini.
=>> bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hidup ini perjalanan.
dan tulisan adalah kenangan
apa yang kamu coretkan, itulah yang akan selalu di ingat oleh setiap orang.